Studi Deskriptif Psychological Well-Being Pada Atlet Tunanetra Low Vision Bidang Atletik Di Npci Kota Bandung
Main Author: | Nurhadiyati, Anita Suci |
---|---|
Other Authors: | Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung |
Format: | Article |
Terbitan: |
Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://hdl.handle.net/123456789/12005 |
Daftar Isi:
- National Paralympic Commitee Indonesia (NPCI) adalah satu-satunya organisasi di bidang olahraga khusus penyandang disabilitas. Salah satunya adalah penyandang disabilitas tunanetra low vision. Para penyandang low vision ini dapat mengevaluasi kehidupannya di masa lalu dan saat ini, dengan adanya usaha dalam mengetahui dan merealisasikan potensinya di bidang olahraga dalam keterbatasan yang dimiliki. Mereka dapat menerima diri, mengembangkan potensi, memiliki relasi yang baik dengan orang lain, mandiri dan memiliki tujuan hidup. Di sisi lain ada beberapa atlet yang masih belum menerima dirinya, bergantung dengan orang lain, sulit menjalin relasi yang baik, kurang memiliki tujuan hidup yang jelas dan kurang terbuka terhadap pengalaman baru. Kondisi tersebut menunjukkan psychological well-being pada penyandang tunantera low vision di NPCI Kota Bandung. Carol D. Ryff menyatakan psychological well-being adalah bagaimana individu mengevaluasi dirinya sendiri dan kualitas mengenai kehidupannya yang tidak hanya sebatas pencapaian kepuasan, namun juga adanya usaha atau dorongan untuk menyempurnakan dan merealisasikan potensi diri yang sesungguhnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai gambaran psychological well-being pada atlet tunanetra low vision di National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kota Bandung. Konsep teori yang digunakan dikemukakan oleh Carol D. Ryff. Metode yang digunakan adalah studi deskriptif dengan jumlah subjek 10 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dikonstruksikan oleh peneliti berdasarkan teori psychological well-being yang dikemukakan oleh Carol D. Ryff. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 40% atau empat orang atlet yang sudah mencapai keadaan psychological well-being dan 60% atau enam orang atlet yang belum mencapai keadaa psychological well-being.