Konstruksi Makna Jilbab Bagi Santri Waria (Study Fenomenologi Konstruksi Makna Jilbab Bagi Santri Waria di Poncok Pesantren Khusus Waria Senen-Kamis Notoyudan Al-Fatah Yogyakarta)

Main Author: Fajrin, Yulianti
Format: Thesis PeerReviewed
Terbitan: Universitas Komputer Indonesia , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unikom.ac.id/57591/
http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikompp-gdl-yuliantifa-38104
Daftar Isi:
  • Tujuan penelitian ini untuk menemukan makna dari penggunaan Konstruksi Makna jilbab bagi santri waria Pondok Pesantren Khusus Waria senin-kamis (PPWSK) Al-Alfatah Yogyakarta berdasarkan nilai, motif, serta pengalaman. Pendekatan penelitian ini, peneliti menggunakan fenomenologi Alfred Schultz sebagai desain penelitian pada metode penelitian kualitatif. Teori guidens yang di gunakan adalah Konstruksi Realitas Sosial oleh Peter L Berger dan Thomas Luckman dengan Paradigma Konstruktifis, dengan Tehnik Pengambilan informan yang digunakanyaituPurpossive Sampling. Hasil penelitian ini, peneliti menemukan beberapa konstruksi berpikir dari tiap Ã�Â� tiap informan mengenai gagasan tentang jilbab. NilaiJilbab bagi santri waria terdiri dari Nilai Spiritual dan Keagamaan, Nilai Sosial dan Etika, Nilai Kebutuhan dan Estetika bagi santri waria, Motif penggunaan jilbab temukan terbagi Motif alasan sebagai motif masalalu yang melatar belakangi mereka menggunakan jilbab juga Motif tujuan sebgai motif masadepan mereka dalam menggunakan jilbab, Kemudia Penglaman mereka yang berlandaskan Frame Of Experience mereka dan hasil interaksi parasantri waria dengan Konstruksi awal jilbab yang telah ada, Nilai, Motif, dan Pengalaman Merekamembuat suatu realitas baru tentang jilbab bagi mereka yang pada dasarnya sama dengan konstruksi jilbab pada pandangan umum, hanya saja mereka konstruksikan pada diri mereka sebagai waria yang pada dasarnya mereka adalah laki-laki yang berkepribadian Perempuan. Kesimpulan pada penelitian ini adalah Jilbab merupakan pakaian penutup aurat perempuan yang di pakai oleh santri waria untuk merepresentasikan identitasnya sebagai waria muslim. Saran untuk Pondok pesantren ada beberapa hal yang perlu di tambahkan yaitu agenda konseling dan penambahan litelatur bacaan dan materi pengajaran, juga untuk peneliti selanjutnya banyak sekali yang bisa di jadikan tema tentang pondok pesantren ini guna menambah litelature pengetahuan.