TEKNIK PEMERIKSAAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACCEPTANCE SAMPLING

Main Author: Robecca, Julian
Format: Article PeerReviewed
Bahasa: eng
Terbitan: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNIKOM , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.unikom.ac.id/30501/1/volume-81-artikel-2.pdf
http://repository.unikom.ac.id/30501/
http://jurnal.unikom.ac.id/jurnal/teknik-pemeriksaan-produk.18
Daftar Isi:
  • PT. LEN Industri (Persero) yang lebih dikenal sebagai LEN, adalah peru-sahaan elektronika industri dan prasarana yang bergerak dalam bidang trans-portasi, informasi, pertahanan, dan energi. LEN memproduksi Sistem Pembang-kit Tenaga Surya yang berkualitas tinggi untuk berbagai aplikasi. Solar module (modul surya) terbuat dari polycrystalline solar cells dan terbukti tahan untuk digunakan dalam waktu yang lama, salah satunya adalah untuk Solar Home Sistem (SHS). Dengan mengacu pada pengendalian mutu produk yang dituju-kan pada pengawasan dan pencegahan terhadap produk yang dihasilkan, Ac-ceptance Sampling adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk me-lakukan pemeriksaan pada proses produksi Solar Home Sistem (SHS) untuk memperkirakan keputusan penerimaan atau penolakan. Acceptance sampling dapat dilakukan selama inspeksi bahan baku yang datang, kompone dan perakitan, pada berbagai fase dalam proses operasi, atau selama inspeksi pro-duk akhir. Sampling yang digunakan adalah Single Sampling dan Double Sam-pling. Dari kedua sampling yang digunakan, untuk Single Sampling hasilnya jauh lebih baik dibandingkan dengan Double Sampling, karena hasil perhitun-gan ATI (rata-rata pemeriksaan total yang menunjukkan rata-rata jumlah sam-pel yang diinspeksi setiap unit yang dihasilkan) nilainya lebih kecil dan biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan juga lebih kecil dibandingkan dengan Dou-ble Sampling. Untuk hasil perhitungan AOQL (batas rata-rata mutu keluaran) hasilnya lebih besar sehingga kualitas produk yang dihasilkan lebih banyak. Pemeriksaan secara sampling dapat mengurangi tingkat pemeriksaan akibat banyaknya produk yang dihasilkan dan tingkat kerusakan akibat pemeriksaan yang tidak perlu dilakukan terhadap produk.