Pemikiran Wiji Thukul Tentang Orde Baru (Analisis Wacana Kritis Teun A Van Dijk Mengenai Pemikiran Wiji Thukul Tentang Orde Baru Pada Puisi
Main Author: | Noor Hadiansyah, Ogi |
---|---|
Format: | Thesis PeerReviewed |
Terbitan: |
Universitas Komputer Indonesia
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unikom.ac.id/24904/ http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikompp-gdl-oginoorhad-31407 |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk membongkar teks puisi��Peringatan�� karya Wiji Thukul tentang pemikirannya terhadap Orde Baru. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dimunculkan pertanyaan tentang bagaimana dimensi teks, dimensi kognisi sosial dan bagaimana konteks sosial pada teks puisi ��Peringatan��. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian analisis wacana kritis yang dikemukakan oleh Teun A. van Dijk. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan melakukan dokumentasi, wawancara mendalam, studi kepustakaan dan penelusuran data online. Teknik penentuan informan menggunakan metode purposive dengan pertimbangan, yaitu para informan mengetahui banyak informasi seputar teks yang diteliti. Hasil penelitian, dimensi teks menunjukan ��Peringatan�� adalah puisi yang mengusung tema kegelisahan sosial. Puisi ini tidak terlalu banyak menggunakan leksikon, dan juga tidak menampilkan detil yang berlebihan. Kognisi sosial, pola pikir Wiji Thukul sangat dialektis ia mampu membaca gejala tentang peristiwa yang akan terjadi melalui karyanya. Selain itu ia juga dapat dikategorikan sebagai intelektual organik. Dimensi konteks sosial menunjukan wacana yang sedang berkembang pada saat itu ialah hasil dari afiliasi politik serta kekuatan militer yang mendominasi rakyat sehingga rezim berjalan dengan sangat otoriter dan penderitaan rakyat tidak banyak terungkap. Kesimpulan, membuktikan bahwa ��Peringatan�� adalah sebuah teks yang ditulis dengan tingkat kesadaran yang tinggi. Selain itu proses berpikir Wiji Thukul juga sangat dialektis dan konstelasi politik yang terjadi pada saat puisi ini ditulis menunjukan dominasi rezim yang sangat militeristik dan begitu massif.Saran diharapkan Masyarakat mampu mencerna pesan dari teks tidak hanya sebagai tulisan yang tidak bernyawa, karena sebuah teks selalu berhubungan dengan relasi kuasa.