Pembangunan Sistem Rantai Pasok Produk Garam Kina Di PT. Sinkona Indonesia Lestari (SIL) Menggunakan Pendekatan Supply Chain Management

Main Author: Adi Putra, Yoga
Format: Thesis PeerReviewed
Terbitan: Universitas Komputer Indonesia , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.unikom.ac.id/23624/
http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikompp-gdl-yogaadiput-33308
Daftar Isi:
  • PT. Sinkona Indonesia Lestari (SIL) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi garam kina dan turunannya untuk berbagai industri. Produksi secara besar (Mass product) dilakukan oleh pihak PT. SIL. Bahan kulit kina adalah bahan baku utama dalam proses produksi. Permasalahan-permasalahan yang sering terjadi di PT. SIL adalah kekurangan atau pun kelebihan bahan baku, kurangnya koordinasi antara sektor produksi mengakibatkan proses produksi tidak berjalan dengan baik yang mengakibatkan sering terjadinya pembatalan pemesanan produk kina yang dilakukan oleh calon pembeli. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada pada saat ini di PT. Sinkona Indonesia Lestari (SIL), maka dibutuhkannya suatu pembangunan sistem rantai pasok dengan menggunakan pendekatan Supply Chain Management. Tujuan pembangunan sistem rantai pasok ini memudahkan perencanaan kebutuhan bahan baku untuk penentuan jumlah produksi guna menghindari kekosongan produk ketika pemesanan oleh calon pembeli dilakukan serta mengkoordinasikan setiap sektor produksi agar produksi berjalan dengan baik. Strategi supply Chain yang digunakan adalah push supply Chain, karena didasarkan pada kesesuaian dari rantai pasok yang terjadi di perusahaan saat ini yaitu menggunakan strategi make-to-stock. Sistem rantai pasok ini dibangun dari bagian hulu (upstream) sampai bagian hilir (downstream). Metode peramalan kebutuhan bahan baku yang digunakan adalah single moving average. Perhitungan prediksi ketersedian bahan baku di gudang menggunakan metode pengamanan persediaan (Safety stock). Proses pemesanan bahan baku menggunakan sistem lelang (tender) dan pemesanan langsung. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa sistem ini sudah membantu bagian perencanaan dan pengendalian produksi dalam menentukan perencanaan kebutuhan bahan baku produksi dan mengkoordinasi setiap sektor produksi dalam penggunaan bahan baku serta menghindari kekosongan produk.