Wacana Alienasi Dalam Lirik Lagu Penjara Batin (Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk Mengenai Wacana Kritis Dalam Lirik Lagu Penjara Batin Karya Burgerkill)

Main Author: Herdian Pratama, Irvan
Format: Thesis PeerReviewed
Terbitan: Universitas Komputer Indonesia , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.unikom.ac.id/23198/
http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikompp-gdl-irvanherdi-33314
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kritik sosial yang terkandung dalam lirik Lagu "Penjara Batin" oleh Burgerkill Band. Untuk mencapai tujuan itu kemudian mengangkat pertanyaan tentang bagaimana dimensi teks, kognisi sosial dan bagaimana konteks sosial pada lirik lagu "Penjara Batin". Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian analisis wacana kritis yang diusulkan oleh Teun A.Van Dijk. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melakukan wawancara mendalam, studi pustaka dan pengambilan data secara online. Teknik penentuan informan menggunakan metode purposive dengan pertimbangan bahwa informan tahu banyak informasi tentang dipelajari teks. Hasil penelitian, dimensi teks menunjukkan "Penjara Batin" lirik yang mengungkapkan kritik sosial sehubungan dengan wacana Alienasi. Lirik mengandung metafora yang fungsinya untuk membentuk kecenderungan kritik itu sendiri. Pada Kognisi sosial, pola pikir penulis lirik dipengaruhi oleh latar belakang keputusasaan, terlihat beberapa pendapat dan ideologi penulis lirik dalam mengartikan peristiwa yang ia lihat dan rasakan ketika dituangkan untuk sebuah lirik dimotivasi oleh beberapa hal seperti alienasi atau keputusasaan diri yang disebabkan oleh faktor ekonomi dan kesenjangan sosial. Konteks sosial dari wacana yang muncul menunjukkan pada saat itu terjadi kesenjangan sosial yang menyebabkan alienasi atau keputusasaan dalam diri. Kesimpulan membuktikan bahwa "Penjara Batin" merupakan teks yang ditulis dengan tingkat tinggi keputusasaan, amarah dan kekecewaan. Seperti yang diharapkan masyarakat mampu mencerna saran dari pesan teks tidak hanya sebagai prasasti tak bernyawa karena teks selalu dikaitkan dengan hubungan kekuasaan