Analisis Kontrastif Sumimasen Bahasa Jepang Dengan Punten Bahasa Sunda Dari Segi Makna Dan Penggunaan

Main Author: Erlangga, Heru
Format: Thesis PeerReviewed
Terbitan: Universitas Komputer Indonesia , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.unikom.ac.id/21449/
http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikompp-gdl-heruerlang-27070
Daftar Isi:
  • Antara Sunda dan Jepang tidak terdapat keterkaitan budaya namun terdapat kesamaan diantaranya keduanya, yaitu pada ungkapan sumimasen dan punten. Keduanya bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki makna yang sama. Namun tentunya terdapat perbedaan. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui apa makna sumimasen dan punten dari segi makna dan penggunaannya, persamaan sumimasen dan punten, serta perbedaannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif, dan obyek penelitiannya adalah ungkapan sumimasen dan ungkapan punten dari segi makna dan penggunaannya. Sumber data diperoleh dari majalah, film, buku pelajaran, dan sebagainya. Penulis juga melakukan wawancara terhadap penutur asli bahasa Jepang maupun penutur asli bahasa Sunda untuk mendapatkan jitsurei dan mengecek sakurei yang penulis buat. Lalu data yang telah dip[eroleh dijadikan korpus kemudian dianalisis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa Kata sumimasen dilihat dari pola kalimat yang menyertainya dan maupun dari konteksnya memiliki makna : a) Ã�Â�maaf Ã�Â�, b) Ã�Â�permisiÃ�Â�, dan c) Ã�Â�terima kasihÃ�Â�. sedangkan kata punten dilihat dari pola kalimat yang menyertainya dan konteks maknanya memiliki dari adalah a) Ã�Â�permisiÃ�Â�, b) Ã�Â�maafÃ�Â�, c) Ã�Â�meminta tolongÃ�Â�, d) Ã�Â�penghalus bahasaÃ�Â�. Persamaannya kata sumimasen dengan kata punten jika dilihat dari maknanya adalah kata sumimasen dan kata punten sama-sama bermakna Ã�Â�maafÃ�Â� dan Ã�Â�permisi. Sedangkan jika dilihat dari penggunaannya, persamaannya adalah a) Berfungsi sebagai penghalus bahasa, b) Dapat digunakan untuk meminta izin, bertanya, atau meminta bantuan, c) Dapat berfungsi sebagai ungkapan penolakan halus, d) Dalam konteks Ã�Â�permisiÃ�Â�, dapat digunakan terhadap lawan bicara yang tidak tergantung pada usia maupun kedudukannya, e) Keduanya merupakan interjeksi (kandoushi). Perbedaan kata sumimasen dengan kata punten jika dilihat dari maknanya adalah a) Sumimasen memiliki makna Ã�Â�terima kasihÃ�Â�, sedangkan punten tidak b) Makna Ã�Â�maafÃ�Â� sumimasen lebih dalam daripada punten. Sedangkan jika dilihat dari penggunaannya, perbedaannya punten tidak memiliki makna Ã�Â�terima kasihÃ�Â�. Berdasarkan hasil penelitian penulis memberikan saran, ateri mengenai ungkapan maaf (owabi hyougen) terutama ungkapan sumimasen harus ditambah, Tersedianya buku-buku mengenai ungkapan sehari-hari bahasa Jepang terutama yang berbahasa Indonesia agar mudah dipahami bukan hanya oleh mahasiswa jurusan Sastra Jepang Unikom tetapi oleh semua pihak yang ingin memperdalam bahasa Jepang. Pembelajar bahasa Jepang yang berbahasa ibu bahasa Sunda harus lebih menghargai dan bangga terhadap bahasa Sunda. Penulis berharap ada penelitian lain yang berhubungan dengan analisis kontrastif