POLA KOMUNIKASI DALAM PEMBERIAN ADOK PADA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN BUAY KETAKHDANA DI PEKON SEBARUS KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT
Main Author: | TAZKIYAH AZIZAH , 1646031010 |
---|---|
Format: | Bachelors NonPeerReviewed Book Report |
Terbitan: |
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.unila.ac.id/65140/1/ABSTRAK.pdf http://digilib.unila.ac.id/65140/2/SKRIPSI%20FULL.pdf http://digilib.unila.ac.id/65140/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf http://digilib.unila.ac.id/65140/ |
Daftar Isi:
- Masyarakat Lampung saibatin dikenal dengan sistem pewarisan tahta yang unik yakni pemberian gelar adat hanya diberikan pada keturunan Raja saja. Hal tersebut yang menjadikan Etnis Saibatin memiliki kekhasan tersendiri. Masyarakat Lampung Saibatin pada mulanya terbagi dalam kebuayan atau marga, dalam artian satu keturunan. Lampung memiliki banyak buay, salah satunya adalah buay ketakhdana. Tidak banyak yang tahu didalam silsilah buay ketakhdana terdapat beberapa tokoh penting yang cukup berpengaruh pada peradaban masyarakat Lampung, seperti sejarawan, filsuf dan tokoh terkemuka lainnya. Pemberian adok merupakan bagian penting yang melekat pada masyarakat Lampung karena menjadi salah satu unsur dalam falsafah masyarakat Lampung atau piil pasenggiri. Seiring perkembangan zaman, proses dan pola pada tradisi ini mulai bergeser, hal inilah yang melatarbelakangi peneliti melakukan penelitian yang berjudul Pola Komunikasi dalam pemberian adok pada masyarakat Lampung Saibatin buay ketakhdana menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk mengetahui proses pemberian adok menggunakan teori Interaksi Simbolik dan pola komunikasi menggunakan peran. Sehingga dihasilkan pola komunikasi multiarah pada proses sebelum Ughauan, Napai, Nyani Penyonjongan, Nyani Kelasa, Himpun, saat acara Lappah Dibbah, Nyecogh Kebayan, Penetahan, Pangan, dan sesudah Napol Pedom, Ngitai, Ngeghanting pasca pemberian adok. Kata Kunci: Masyarakat Lampung Saibatin , Pemberian Adok, dan Pola Komunikasi. Lampung Saibatin people are known for their unique system of inheritance to the throne, where the traditional title is only given to the descendants of the King. This is what makes the Saibatin Ethnicity its own uniqueness. Lampung Saibatin people were originally divided into culture or clans,which means one offspring. Lampung has many buay, one of which is the ‘buay ketakhdana’. Not many people know that in Buay Ketakhdana lineage, there are several important figures who were quite influential in the civilization of the Lampung people, such as historians, philosophers and other prominent figures. Giving adok is an important part inherent in the people of Lampung because it is an element in the philosophy of the people of Lampung or ‘piil pasenggiri’. Along with the times, the processes and patterns in this tradition have begun to shift, this is what motivates the researchers to conduct a study entitled Communication Patterns in giving adok to the people of Lampung Saibatin buay ketakhdana using qualitative methods with a phenomenological approach to determine the process of giving adok using Symbolic Interaction theory and using Role Theory to describe communication patterns so that multidirectional communication patterns are produced in the process before Ughauan, Napai, Nyani Penyonjongan, Nyani Kelasa, Himpun, during Lappah Dibbah, Nyecogh Kebayan, Penetahan, Pangan and after Napol Pedom, Ngitai, Ngeghanting after giving adok. Keywords: Lampung Saibatin Community, Giving Adok, and Communication Patterns.