KORELASI GENETIK DAN FENOTIP BOBOT LAHIR DAN BOBOT SAPIH KAMBING SABURAI JANTAN DI KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS
Main Author: | Akbarsyah Pawaka, 1514141069 |
---|---|
Format: | Bachelors NonPeerReviewed Book Report |
Terbitan: |
FAKULTAS PERTANIAN
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.unila.ac.id/65124/1/1.%20ABSTRAK-ABSTRACT.pdf http://digilib.unila.ac.id/65124/2/2.%20SKRIPSI%20FULL.pdf http://digilib.unila.ac.id/65124/3/3.%20SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf http://digilib.unila.ac.id/65124/ |
Daftar Isi:
- Kambing Saburai di Indonesia perlu dijaga populasinya dan ditingkatkan performanya dengan cara melakukan seleksi pada usia muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai korelasi genetik dan fenotip antara bobot lahir dan bobot sapih kambing Saburai Jantan di kecamatan Sumberejo, kabupaten Tanggamus. Sebanyak 90 ekor kambing Saburai jantan yang berumur 3 bulan digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini dilaksanakan pada September 2019. Data penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang diambil dari pengamatan secara langsung di lapangan dan data rekording ternak dari Kecamatan Sumberejo. Metode yang digunakan adalah metode survei, sampel penelitian ditentukan secara purposive sampling. Data dianalisis menggunakan metode korelasi saudara tiri sebapak. Peubah yang diamati meliputi bobot lahir dan bobot sapih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata bobot lahir kambing Saburai jantan di Kecamatan Sumberejo sebesar 3,81±0,47 kg, dan rata-rata bobot sapih sebesar 18,85±4,28 kg. Kambing Saburai jantan memiliki nilai korelasi genetik 0,42±0,06 yang dikategorikan bernilai positif sedang, korelasi fenotip 0,10 yang bernilai positif rendah, dan korelasi lingkungan 0,56 yang bernilai positif tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan berpengaruh besar terhadap performa kambing. Kesimpulan yang didapatkan yaitu untuk meningkatkan bobot sapih kambing Saburai jantan dapat dilakukan melalui seleksi bobot lahir. Kata kunci : Kambing Saburai, Bobot lahir, Bobot sapih, Korelasi genetik, Korelasi fenotip