PENGARUH KLON DAN TINGKAT KETUAAN BATANG ATAS Manihot esculenta Crantz TERHADAP KEBERHASILAN GRAFTING MENGGUNAKAN ROOTSTOCK SPESIES Manihot glaziovii Mueller

Main Author: AYUK FATMAWATI, 1614121009
Format: Bachelors NonPeerReviewed Book Report
Terbitan: FAKULTAS PERTANIAN , 2020
Subjects:
Online Access: http://digilib.unila.ac.id/64957/1/1.%20ABSTRAK.pdf
http://digilib.unila.ac.id/64957/2/2.%20SKRIPSI%20FULL.pdf
http://digilib.unila.ac.id/64957/3/3.%20SKRIPSI%20FULL%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf
http://digilib.unila.ac.id/64957/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:1) pengaruh klon ubi kayu sebagai batang atas terhadap keberhasilan grafting menggunakan singkong karet sebagai batang bawah, 2) pengaruh tingkat ketuaan ubi kayu sebagai batang atas terhadap keberhasilan grafting menggunakan singkong karet sebagai batang bawah, dan 3) interaksi antara klon ubi kayu dan tingkat ketuaan ubi kayu sebagai batang atas terhadap keberhasilan grafting menggunakan singkong karet sebagai batang bawah. Penelitian ini dilaksanakan pada April hingga bulan Desember 2019 di Laboratorium Lapang Terpadu Kampus Unila Gedong Meneng, Bandar Lampung. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial (3x3) dengan 4 ulangan, sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Faktor I yaitu klon terdiri atas klon Unila UK-1, BL 8-1, dan SL 30. Faktor kedua yaitu tingkat ketuaan terdiri atas tingkat ketuaan bagian tua, sedang, dan muda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Klon berpengaruh terhadap jumlah tunas dan jumlah daun. Klon SL 30 menghasilkan panjang tunas, jumlah tunas, dan jumlah daun yang lebih baik dibandingkan dengan klon Unila UK 1 dan BL 8-1. Rata-rata persentase keberhasilan grafting yaitu 78% pada 5 MSG. 2) Tingkat ketuaan tidak berpengaruh nyata terhadap keberhasilan grafting mengggunakan batang bawah singkong karet pada 5 MSG untuk variabel panjang tunas, jumlah tunas, jumlah daun, dan diameter batang. Namun secara kuantitas perlakuan batang atas tua menghasilkan panjang tunas dan jumlah daun yang lebih baik dibandingkan bagian sedang dan muda. Sedangkan perlakuan batang atas sedang menghasilkan jumlah tunas dan diameter batang yang lebih baik dibandingkan dengan bagian tua dan muda. 3) Tidak terdapat interaksi yang nyata antara klon dan tingkat ketuaan batang atas. Kombinasi antara klon SL 30 dengan tingkat ketuaan muda muda pada 24 MSG menghasilkan jumlah setek batang terbanyak yaitu 25 setek batang yang digunakan untuk pertanaman selanjutnya. Kata Kunci: batang atas, grafting, klon ubi kayu, singkong karet, tingkat ketuaan.