PENGARUH TOREFAKSI TERHADAP PENINGKATAN SIFAT FISIS DAN NILAI KALOR BLACK PELLET KAYU JABON (Anthocephalus cadamba)

Main Author: YOGI SULISTIO, 1514151067
Format: Bachelors NonPeerReviewed Book Report
Terbitan: FAKULTAS PERTANIAN , 2020
Subjects:
Online Access: http://digilib.unila.ac.id/64777/1/1.%20ABSTRAK%20%28ABSTRACT%29.pdf
http://digilib.unila.ac.id/64777/2/2.%20SKRIPSI%20FULL.pdf
http://digilib.unila.ac.id/64777/3/3.%20SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf
http://digilib.unila.ac.id/64777/
Daftar Isi:
  • Jabon (Anthocephalus cadamba) adalah salah satu jenis kayu cepat tumbuh yang banyak ditanam di hutan Indonesia. Kayu jabon memiliki kualitas kayu yang relatif rendah yang membatasi penggunanya. Salah satu alternatif penggunaan kayu jabon adalah dengan dikonversi menjadi pelet kayu untuk bioenergi. Pelet kayu jabon sebagai bioenergi masih mempunyai kekurangan seperti densitas yang rendah, kadar air yang tinggi, kemampuan menyerap air yang tinggi, dan nilai kalor yang rendah. Kekurangan tersebut dapat ditingkatkan dengan torefaksi. Torefaksi merupakan salah satu perlakuan termal biomassa dalam keadaan inert (oksigen yang dibatasi) pada kisaran suhu 200C-300C sehingga meningkatkan nilai tambah produk pelet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh torefaksi dengan menggunakan reaktor Counter-Flow Multi Baffle (COMB) dan Electric Furnace (EF) terhadap perubahan visual warna, rendemen, nilai kalor, kadar air, kerapatan, dan uji ketahanan dalam air pelet kayu jabon. Torefaksi dengan reaktor COMB dilakukan pada suhu 260C dan 280C durasi 3 menit dan torefaksi menggunakan EF suhu 260C dan 280C durasi 20 menit. Pengujian pelet kayu jabon meliputi perubahan warna visual, sifat fisis, nilai kalor dan uji ketahanan terhadap air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna pelet kayu jabon berubah total setelah torefaksi dengan reaktor COMB dengan nilai perubahan warna (∆E*) tertinggi sebesar 21,9 pada pelet panjang dan 21,7 pada pelet ukuran pendek, sedangkan torefaksi dengan EF menghasilkan nilai (∆E*) tertinggi sebesar 28,6 pada pelet panjang dan 23,2 pelet pendek. Nilai rendemen pelet kayu jabon yang ditorefaksi dengan reaktor COMB pada suhu 280C menghasilkan rendemen sebesar 86,59% untuk pelet panjang dan 74,35% untuk pelet pendek, sedangkan torefaksi dengan EF pada suhu 280C menghasilkan rendemen sebesar 83,22% pada pelet panjang dan 73,81% pada pelet pendek. Kadar air awal pelet kayu jabon ukuran panjang dan pendek sebesar 12,41% dan 12,33% , setelah torefaksi dengan reaktor COMB menurun menjadi 2,85% dan 2,61%, sedangkan torefaksi menggunakan EF menurun menjadi 2,77% dan 2,58%. Kerapatan awal pelet ukuran panjang dan pendek sebesar 1,05 g/cm3dan 0,97 g/cm3 setelah torefaksi suhu tinggi 280C reaktor COMB menurun menjadi 0,91 g/cm3 dan 0,76 g/cm3 sedang torefaksi suhu tinggi 280C EF menjadi 0,87 g/cm3 dan 0,75 g/cm3. Uji ketahanan pelet terhadap air setelah torefaksi dengan reaktor COMB maupun EF memperlihatkan bahwa meningkatkan sifat hidrofobik pelet kayu jabon. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa nilai kalor awal pelet kayu jabon panjang dan pendek sebesar 17,69 MJ/kg meningkat sebesar 31,79 MJ/kg dan 32,02 MJ/kg setelah torefaksi suhu tinggi 280C reaktor COMB, sedangkan 19,74 MJ/kg dan 19,99 MJ/kg setelah torefaksi dengan EF. Perlakuan terbaik torefaksi dari penelitian ini yaitu menggunakan reaktor COMB suhu 280C pelet berukuran panjang. Kata kunci: Counter-Flow Multi Baffle, electric furnace, jabon (Anthocephalus cadamba), torefaksi.