MEMPELAJARI KARAKTERISTIK PENGERINGAN KERIPIK JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) MENGGUNAKAN OVEN
Main Author: | FATHIA SUNIA OKTAVIANI , 1514071028 |
---|---|
Format: | Bachelors NonPeerReviewed Book Report |
Terbitan: |
FAKULTAS PERTANIAN
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.unila.ac.id/64620/3/ABSTRAK.pdf http://digilib.unila.ac.id/64620/1/SKRIPSI%20FULL.pdf http://digilib.unila.ac.id/64620/2/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf http://digilib.unila.ac.id/64620/ |
Daftar Isi:
- Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis jamur konsumsi yang cukup digemari masyarakat dan juga berguna bagi tubuh karena bergizi tinggi dan rendah lemak. Jamur tiram termasuk bahan pangan yang mudah rusak, seperti jenis sayuran lainnya. Beberapa hari setelah panen, mutu jamur tiram turun dengan cepat sampai tidak layak dikonsumsi. Hal ini disebabkan tingginya kandungan air pada jamur tiram sebesar 86,6%, maka dari itu diperlukan penanganan lebih lanjut guna memperpanjang umur simpan jamur tiram, yaitu dengan melakukan pengeringan jamur tiram untuk dijadikan olahan keripik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan beberapa parameter karakteristik pengeringan keripik jamur tiram dengan sinar matahari dan menggunakan oven. Dalam penelitian ini perlakuan yang dilakukan yaitu pengeringan (pengeringan dengan sinar matahari dan menggunakan oven dengan suhu 45 °C, 55 °C, 65 °C). Berat bahan yang dikeringkan pada tiap perlakuan suhu yaitu 50 gram dan dibuat 1 lapis. Penelitian ini dilakukan dengan 3 kali ulangan, sehingga akan didapatkan sebanyak 12 unit percobaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengeringan keripik jamur tiram dengan sinar matahari memerlukan waktu relatif lebih lama jika dibandingkan dengan pengeringan dengan menggunakan oven. Semakin tinggi suhu pengeringan yang digunakan maka laju pengeringan semakin cepat pula pada bahan keripik jamur tiram. Pada pengeringan dengan suhu 65 °C membutuhkan waktu 390 menit, pada suhu 55 °C yaitu 450 menit, suhu 45 °C yaitu 510 menit dan pada suhu penjemuran dibutuhkan waktu 570 menit. Penyusutan diameter bahan pada suhu penjemuran yaitu 30.91%, pada suhu 45 °C yaitu 32.73%, pada suhu 55 °C yaitu 34.55% dan pada suhu 65 °C yaitu 38,18%. Nilai kadar air kesetimbangan (Me) yang didapatkan pada pengeringan dengan suhu penjemuran yaitu 9.0%, pada suhu 45 °C yaitu 8.9%, pada suhu 55 °C yaitu 8.7%, dan pada suhu 65 °C yaitu 8.7%. Nilai konstanta pengeringan yang didapatkan pada suhu penjemuran yaitu 0.25, pada suhu 45 °C yaitu 0.32, pada suhu 55 °C yaitu 0.39 dan pada suhu 65°C yaitu 0.44. Setelah dilakukannya pengeringan, nilai RGB pada jamur tiram menurun. Menurunnya nilai RGB pada keripik jamur tiram menunjukkan bahwa sampel jamur tiram menjadi lebih gelap. Perubahan warna yang terjadi setelah dilakukannya pengeringan menghasilkan nilai G (green) yang lebih dominan. Pada sampel suhu 55 °C memiliki nilai warna rata-rata G (green) tertinggi yaitu 250.5 ± 10.29, kemudian sampel suhu 45 °C memiliki nilai warna rata-rata G (green) yaitu 225.2 ± 35.28, sampel suhu 65 °C memiliki warna rata-rata G (green) yaitu 209.3 ± 29.91 dan sampel penjemuran memiliki warna rata-rata G (green) yaitu 208.2 ± 19.02. Kata kunci : keripik jamur tiram, pengeringan oven, penjemuran, konstanta pengeringan. White oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) is a type of consumption mushroom that is quite preferred by Indonesian people and also useful for the body because it is highly nutritious and low in fat, but it is known as perishable food. A few days after harvesting, the quality of oyster mushroom drops rapidly that makes it improper for consumption, due to the highly water content of oyster mushrooms which is about 86.6%. Therefore, further treatment is needed to extend the shelf life of oyster mushrooms, which is by drying the mushrooms. This research aims to compare the characteristics of drying oyster mushroom chips using sunlight and oven. In this study, the treatment performed was drying (using sunlight and oven at temperature of 45 °C, 55 °C, 65 °C). The weight of the material dried at each temperature treatment was 50 grams and made for 1 layer. This research was conducted with 3 replications, so that the trial unit were consisted of 12 sample data. The results of this study indicate that drying oyster mushroom chips with sunlight requires a relatively longer time compared to drying using an oven. The higher the drying temperature used, the faster the drying rate will be on the oyster mushroom chips. Drying at temperature of 65 °C it takes 390 minutes; at temperature of 55 °C it takes 450 minutes; at temperature of 45 °C takes 510 minutes, and by sun drying it takes 570 minutes. Shrinkage of material diameter at the sun drying temperature is 30.91%, while at temperature of 45 °C is 32.73%, at temperature of 55 °C is 34.55% and at a temperature of 65 °C is 38.18%. The equilibrium moisture (Me) value obtained at sun drying temperature is 9.0%, at a temperature of 45 °C is 8.9%, at a temperature of 55 °C is 8.7%, and at temperature of 65 °C is 8.7%. Drying constant values obtained at the sun drying temperature is 0.25, at a temperature of 45 °C is 0.32, at a temperature of 55 °C is 0.39, and at a temperature of 65 °C that is 0.44. After drying, the value of RGB of the oyster mushroom chips decreases. The reduced RGB value of oyster mushroom chips indicates that the sample is darker. The color changes occured after drying produce a more dominant G (green) value. The sample temperature of 55 °C has the highest average color value of G (green) of 250.5 ± 10.29, while the sample temperature of 45 °C has an average color value of G (green) of 225.2 ± 35.28, the sample temperature of 65 °C an average color value of G (green) of 209.3 ± 29.91, and the sun drying sample an average color value of G (green) of 208.2 ± 19.02. Keywords: oyster mushroom chips, oven drying, sun drying, drying constant.