MEMPELAJARI KARAKTERISTIK PENGERINGAN LAPIS TIPIS JEROAN AYAM
Main Author: | MIA ANJELINA BR SITEPU, 1614071014 |
---|---|
Format: | Bachelors NonPeerReviewed Book Report |
Terbitan: |
FAKULTAS PERTANIAN
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.unila.ac.id/64585/1/ABSTRAK.pdf http://digilib.unila.ac.id/64585/2/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf http://digilib.unila.ac.id/64585/3/SKRIPSI%20FULL.pdf http://digilib.unila.ac.id/64585/ |
Daftar Isi:
- Industri peternakan ayam di Indonesia berkembang pesat, namun masih sangat bergantung pada pasokan bibit dan bahan baku pakan dari luar negeri. Produksi daging yang melimpah meninggalkan jeroan atau karkas ayam dalam jumlah banyak. Pemanfaatan jeroan ayam menjadi pakan ternak merupakan salah satu pemenuhan pasokan ketersediaan pakan ternak, karena mengandung protein yang cukup. Karena masa pembusukan daging terjadi dengan cepat sehingga untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan pengeringan untuk mengeringkan jeroan agar tetap awet. Penelitian ini bertujuan untuk mententukan nilai karakterstik dan kadar air kesetimbangan pengeringan lapis tipis jeroan ayam serta mengamati perubahan warna jeroan ayam. Tahap penelitian dilakukan dengan proses pembersihan jeroan ayam, pemotongan sampel dengan ketebalan 0,2 cm untuk ampela dan hati panjang 5 cm untuk usus. Proses selanjutnya pengeringan, lalu pengukuran kadar air, penggilingan menggunakan blender, pengayakan menggunakan ayakan mesh 50, lalu dilakukan analisis protein. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen dengan dua perlakuan yaitu suhu pengeringan dan jenis jeroan. Analisis yang dilakukan yaitu kadar air, kadar air kesetimbangan (Me), konstanta pengeringan (k), protein, dan warna. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa jenis jeroan (ampela, hati dan usus) mempengaruhi lama pengeringan, kadar air akhir, protein, dan warna namun tidak mempengaruhi kadar air kesetimbangan (Me), dan konstanta pengeringan. Sedangkan suhu pengeringan yang digunakan berpengaruh pada semua parameter yang diamati. Suhu tinggi (90 °C) menghasilkan warna yang lebih cerah karena proses pengeringan lebih singkat. Kata Kunci: Jeroan ayam, Pengeringan Lapis Tipis, Protein, Warna. ABSTRACT The poultry industry in Indonesia is growing rapidly, but still relies heavily on the supply of seeds and feed raw materials from abroad. The abundant meat production leaves innards or chicken carcasses in large quantities. The use of chicken innards into animal feed is one of the fulfillments of the supply of animal feed availability because it contains enough protein. Because the period of decomposition of meat occurs quickly, so to overcome this, it is necessary to dry the dried innards in order to stay durable. This study aims to determine the characteristic value and water content of the equilibrium drying of chicken innards thin-layer as well as observe the color changes of chicken innards. The research stage was carried out with the process of cleaning the chicken innards, cutting samples with a thickness of 0.2 cm for gizzard and liver, and the length of 5 cm for the intestine. The next process is drying, then measuring water content, grinding using a blender, sifting using a 50 mesh sieve, then a protein analysis is performed. The study was conducted by an experimental method with two treatments, namely drying temperature and innards type. The analyses carried out are water content, equilibrium water content (Me), drying constant (k), protein, and color. From the results of the study, it was found that the type of innards (gizzard, liver, and intestine) affects the drying time, final water content, protein, and color but does not affect the equilibrium water content (Me), and the drying constant. While the drying temperature used affects all observed parameters. High temperatures (90 °C) produce brighter colors because the drying process is shorter. Keywords: Chicken innards, Thin-Layer Drying, Protein, Color.