DAMPAK HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) TERHADAP PENGHIDUPAN PETANI PENGELOLA HUTAN (Studi Kasus Gapoktan Beringin Jaya KPH Kota Agung Utara Kabupaten Tanggamus)

Main Author: HELEN YUSEVA AYU, 1524151012
Format: Masters NonPeerReviewed Book Report
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://digilib.unila.ac.id/64049/1/1.%20ABSTRAK%20%28ABSTRACT%29.pdf
http://digilib.unila.ac.id/64049/2/2.%20TESIS%20FULL.pdf
http://digilib.unila.ac.id/64049/3/3.%20TESIS%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf
http://digilib.unila.ac.id/64049/
Daftar Isi:
  • Pengelolaan kawasan hutan secara bersama melalui program hutan kemasyarakatan (HKm) merupakan alternatif dalam program perhutanan sosial yang melibatkan masyarakat untuk mengurangi masalah terhadap tekanan sumber daya hutan. Gapoktan Beringin Jaya merupakan salah satu kelompok hutan kemasyarakatan yang melakukan kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan hutan dengan memberdayakan masyarakat setempat yang menimbulkan dampak bagi penghidupan berkelanjutan. Oleh karena itu untuk mengetahui dampak tersebut dilakukan dengan Sustainable Livelihoods Framework (kerangka penghidupan berkelanjutan) dengan tujuan untuk menilai dampak dan mengetahui strategi penghidupan berkelanjutan melalui Sustainable Livelihoods Framework. Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margoyoso Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPH) Kota Agung Utara. Data yang digunakan meliputi data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan secara langsung di lokasi penelitian dan tanya jawab/wawancara secara langsung dengan responden. Sedangkan data sekunder menggunakan studi pustaka dengan mengutip teori-teori yang berasal dari buku dan tulisan-tulisan lain yang relevan dengan penelitian ini. Pengambilan sampel diambil sebanyak 41 responden menggunakan simple random sampling. Analisis data menggunakan pendekatan Sustainable Livelihoods yaitu dengan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian perubahan pada hutan kemasyarakatan yang terjadi secara signifikan melalui Sustainable Livelihoods Framework pada aset-aset penghidupan adalah modal alam meliputi lahan garapan, jenis kayu dan jenis hasil hutan bukan kayu (HHBK). Modal manusia meliputi jumlah anggota keluarga, jumlah jenis pelatihan dan jumlah anak yang sekolah. Modal finansial meliputi sumber pendapatan dan pinjaman. Modal sosial meliputi organisasi, jaringan sosial, tingkat kepercayaan dan gotong- royong, serta modal fisik meliputi kondisi rumah, jumlah kendaraan motor dan jumlah peralatan elektronik. Strategi penghidupan berkelanjutan ini diterapkan dengan memanfaatkan livelihood asset (sumber penghidupan) yaitu modal manusia, modal alam, modal fisik, modal sosial, dan modal finansial sebagai dampak kegiatan hutan kemasyarakatan. Penerapan strategi penghidupan diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup yang berkelajutan. Kata kunci: hutan kemasyarakatan, sustainable livelihoods framework; strategi penghidupan.