EVALUASI DAN PROYEKSI KINERJAJALAN (Studi Kasus Ruas Jalan Arteri Gunung Sugih – Terbanggi Besar Lampung Tengah)
Main Author: | ROHMAT ROMDHANI, 1625011031 |
---|---|
Format: | Masters NonPeerReviewed Book Report |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.unila.ac.id/63982/1/ABSTRAK.pdf http://digilib.unila.ac.id/63982/2/TESIS%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf http://digilib.unila.ac.id/63982/3/TESIS%20FULL.pdf http://digilib.unila.ac.id/63982/ |
Daftar Isi:
- Hubungan sistem tata guna lahan dan transportasi merupakan aktivitas yang tidak bisa terpisahkan seperti bekerja, sekolah, olahraga, berpergian dan belanja. Perubahan tata guna lahan yang sangat cepat mempengaruhi perubahan sistem transportasi dan sarana prasarana tranportasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis volume lalu lintas, kapasitas ruas jalan, kinerja simpang dan alternatif solusi untuk mengatasi kemacetan serta menganalisis pengaruh tata guna lahan terhadap volume lalulintas. Lokasi penelitian berada di Ruas Jalan Arteri Gunung Sugih – Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung. Ruas jalan ini menghubungkan 3 wilayah utama yaitu Terbanggi Besar, Bandar Jaya dan Gunung Sugih (TERBAGUS). Jumlah bangkitan pergerakan kendaraan yang dihasilkan berasal dari volume kendaraan yang melewati Jalan Lintas Sumatra (JALINSUM), penggunaan lahan sebagai pusat barang dan jasa, ruko, perkantoran, kesehatan, perumahan, pusat kantor pemerintahan, hotel, restouran dan pintu keluar-masuk Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) di IC. Gunung Sugih dan IC. Terbanggi Besar. Metode yang digunakan dengan melakukan survei lalu lintas, mengumpulan data, analisis tarikan bangkitan akibat tata guna lahan dan analisis dengan MKJI 1997. Berdasarkan analisis data penelitian tahun 2020, diperoleh hasil untuk kapasitas ruas jalan Gunung Sugih – Terbanggi Besar pada periode 5 tahun (tahun 2025) dalam kondisi baik, akan tetapi pada periode 10 tahun (tahun 2030) diperlukan pelebaran pada jalan proklamator : lebar 24 m dan kebijakan pengalihan kendaraan Gol II,III,IV dan V ke jalan Lingkar Barat Bandar Jaya. Untuk simpang empat Pasar Bandar Jaya, pada periode 5 tahun (tahun 2025) menerapkan skenario 1 yaitu pelebaran jalan pada jalan Ahmad Yani : lebar 10 m dan Proklamator Raya : lebar 12 m dan menerapkan sistem APILL 2 fase. Pada periode 10 tahun (tahun 2030) menerapkan skenario 2 yaitu pelebaran jalan Proklamator Raya : lebar 24 m, penempatan sistem APILL 4 fase dan kebijakan pengalihan kendaraan Gol II,III,IV dan V ke jalan Lingkar Barat Bandar Jaya yang saat ini belum berfungsi. Dari analisa tarikan bangkitan, pergerakan didominasi oleh kawasan Pasar Bandar Jaya yaitu 1.543 Smp/Jam (92,2%), keberadaan Pasar Bandar Jaya memberikan dampak pada Ruas Jalan Arteri Gunung Sugih – Terbanggi Besar yaitu penurunan kecepatan kendaraan dari 29,75 Km/jam menjadi 10 sd 15 Km/jam. Sehingga untuk mendukung wilayah Pasar Bandar Jaya dengan pergerakan tarikan bangkitan 1.543 Smp/Jam maka diperlukan sarana prasarana untuk mendukung aktivitas kehidupan seperti JPO, pedestrian, fasilitas angkutan umum, halte bus, kantong parkir dan lain sebagainya. Kata kunci : volume lalu lintas, kapasitas ruas jalan, kinerja simpang, manajemen lalu lintas, tata guna lahan. ABSTRACT The relationship between land use and transportation systems is an inseparable activity, such as work, school, sports, travel and shopping. Changes in land use are very fast affecting changes in the transportation system and transportation infrastructure. The purpose of this research is to analyze traffic volume, road capacity, intersection performance and alternative solutions to overcome congestion and to analyze the effect of land use on traffic volume. The research location is on the Gunung Sugih - Terbanggi Besar Arterial Road, Central Lampung Regency, Lampung. This road section connects 3 main areas, namely Terbanggi Besar, Bandar Jaya and Gunung Sugih (TERBAGUS). The number of generated vehicle movements generated comes from the volume of vehicles passing the Trans Sumatra Road (JALINSUM), land use as a center for goods and services, shop houses, offices, health, housing, government offices, hotels, restaurants and the entrance and exit of the Trans Toll Road of Sumatra (JTTS) at IC. Gunung Sugih and IC. Terbanggi Besar. The method used is by conducting a traffic survey, collecting data, analyzing the generated pull due to land use and analysis with MKJI 1997. Based on the analysis of the 2020 research data, the results obtained for the capacity of the Gunung Sugih - Terbanggi Besar road section in a 5 year period (2025) ) is in good condition, but in a period of 10 years (2030) it is necessary to widen the proklamator road: 24 m wide and a policy of transferring Gol II, III, IV and V vehicles to the Bandar Jaya West Ring road. For the intersection of Pasar Bandar Jaya, in a period of 5 years (2025) apply scenario 1, namely road widening on Ahmad Yani street: 10 m wide and Proklamator Raya: 12 m wide and implementing a 2-phase APILL system. In the 10 year period (2030) apply scenario 2, namely the widening of the Proklamator Raya road: 24 m wide, the placement of the 4-phase APILL system and the policy of transferring Gol II, III, IV and V vehicles to the Bandar Jaya West Ring road which is currently not functioning. From the pull-generated analysis, the movement is dominated by the Pasar Bandar Jaya area, which is 1,543 Smp /hour (92.2%), the presence of the Pasar Bandar Jaya has an impact on the Gunung Sugih - Terbanggi Besar Arterial Road, namely a decrease in vehicle speed from 29.75 Km/hour. to 10 to 15 km/hour. So that in order to support the Pasar Bandar Jaya area with the movement of the attraction of 1,543 Smp/hour, infrastructure is needed to support life activities such as JPO, pedestrians, public transport facilities, bus stops, parking bags and so on. Keywords: traffic volume, road section capacity, intersection performance, traffic management, land use.