KESANTUNAN BERTUTUR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG DALAM KEGIATAN DISKUSI TAHUN PELAJARAN 2019/2020 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP
Main Author: | YUNITA HANDIAWATI , 1523041019 |
---|---|
Format: | Masters NonPeerReviewed Book Report |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.unila.ac.id/63846/1/ABSTRAK.pdf http://digilib.unila.ac.id/63846/2/TESIS%20FULL.pdf http://digilib.unila.ac.id/63846/3/TESIS%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf http://digilib.unila.ac.id/63846/ |
Daftar Isi:
- Masalah yang dibahas dalam penelitian ini ialah bagaimana kesantunan bertutur siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2019/2020 dalam kegiatan diskusi dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesantunan bertutur siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2019/2020 dalam kegiatan diskusi dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP yang memfokuskan pada kesantunan yang mematuhi dan melanggar maksim-maksim kesantunan, kesantunan bertutur langsung, kesantunan bertutur tidak langsung, dan implikasi kesantunan bertutur dalam kegiatan diskusi. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sumber data pada penelitian ini adalah seluruh tuturan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bandar Lampung yang terjadi dalam kegiatan diskusi pada pembelajaran Bahasa Indonesia.. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi yakni pengamatan lapangan, catatan lapangan, serta catatan reflektif, dan dokumentasi berupa rekaman dan penulisan kembali data tuturan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat penaatan dan pelanggaran maksimmaksim kesantunan . Sementara itu, dalam kegiatan diskusi siswa ditemukan adanya kesantunan bertutur yang diungkapkan secara langsung dan tidak langsung. Penaatan dan pelanggaran maksim-maksim kesantunan meliputi maksim kearifan, kedermawanan, pujian, kerendahan hati, kesepakatan, dan simpati. Penaatan maksim yang paling sering muncul adalah maksim pujian. Pelanggaran maksim yang paling sering muncul adalah maksim kearifan. Kesantunan bertutur yang diungkapkan secara langsung ditandai dengan ungkapan penanda kesantunan yakni tolong, mohon, silahkan, mari, ayo, coba, harap, maaf. Ungkapan penanda kesantunan langsung yang paling sering muncul adalah Silakan. Kesantunan bertutur tidak langsung diungkapkan dengan tuturan deklaratif (suruhan dan ajakan), dan tuturan interogatif (permohonan, perintah, dan persilahkan). Hasil penelitian kesantunan bertutur dalam kegiatan diskusi siswa yang berupa tuturan dikaitkan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Bandar Lampung dapat dijadian suplemen pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran abad 21. Hubungan materi pembelajaran dengan kesantunan bertutur dapat membantu peserta didik untuk memahami kesantunan bertutur dalam percakapan dan dapat menerapkannya dalam materi berbicara dalam diskusi. Penulis memfokuskan implementasi pada aspek keterampilan berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 kelas VII, KD 3.11 Mengidentifikasi informasi tentang fabel/legenda daerah setempat yang dibaca dan didengar dan 4.11 Menceritakan kembali isi fabel/legenda daerah setempat. Hasil analisis kesantunan bertutur pada peserta didik di SMPN 2 Bandar Lampung diimplikasikan terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai suplemen pembelajaran dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang selanjutnya diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Kata kunci : kesantunan bertutur, maksim kesantunan, kelangsungan tuturan. The problem discussed in this research is how speaking politeness of the seventh grade students at SMPN 2 Bandar Lampung in school year 2019/2020 in the discussion activities and the implication in Indonesian Languange learning of junior high school. This research purposed to describe speaking politeness of the seventh grade students at SMPN 2 Bandar Lampung in school year 2019/2020 in the discussion activities and the implication in Indonesian Languange learning of junior high school that focus on the politeness which obeys and violates the politeness maxims, the politeness of speaking directly, indirectly, and the implication of speaking politeness in discussion activities. The method used in this research was descriptive qualitative with phenomenology approach. The research data sources were the whole students‟ words of the seventh grade at SMPN 2 Bandar Lampung which occurred in the discussion activities during Indonesian Languange learning. The data collection technique was done by the observation, such as field observation, field notes, and reflective notes, also the documentation as recording and the rewriting of speaking data. The research result indicated that there were obedience and violations in the politeness maxims. Meanwhile, in the students discussion activities found the speaking politeness that expressed directly and indirectly. The obedience and violations of the politeness maxims covered wisdom, generosity, praise, modesty, agreement, and sympathy maxims. The most stands out obedience maxim were praise maxim. The most stands out violation maxim were wisdom. The politeness of speaking that expressed directly noted by marker politeness expression such as tolong, mohon, silahkan, mari, ayo, coba, harap, maaf. The most stands out directly politeness expression was Silakan. Indirectly speaking politeness was expressed by declarative word (suruhan dan ajakan), and interrogative words (permohonan, perintah, dan perilahkan). The result of the speaking politeness of students‟ discussion activities was speech that related to the speaking skill at SMPN 2 Bandar Lampung. It can be the learning supplement to reach 21th century learning goal. The correlation between the learning material and speaking politeness is being able to help the students understand the speaking politeness in conversation and implement it in the discussion‟s speaking material. The writer emphasized on the implementation of speaking skill in Bahasa Indonesia learning Curriculum 2013 grade VIIth, based competencies 3.11. Identify the information about fable/regional folklore which was being read and listened. And 4.11 retell the content of fable/regional folklore. The analysis result of the politeness speaking of the students at SMPN 2 Bandar Lampung was implied in speaking learning as supplement which used as Lesson Plan and than can be used in teaching learning activities. Key words : speaking politeness, politeness maxim, directly speaking.