IDENTIFIKASI RESISTENSI GULMA Spenochlea zeylanica DAN Ludwigia octovalvis PADA PADI SAWAH TERHADAP HERBISIDA 2,4-D DAN METIL METSULFURON
Main Author: | RIZKY RAHMADI, 1824011005 |
---|---|
Format: | Masters NonPeerReviewed Book Report |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.unila.ac.id/63310/1/1.%20ABSTRAK%20%28ABSTRACT%29.pdf http://digilib.unila.ac.id/63310/3/2.%20TESIS%20FULL.pdf http://digilib.unila.ac.id/63310/2/3.%20TESIS%20FULL%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf http://digilib.unila.ac.id/63310/ |
Daftar Isi:
- Gulma Spenochlea zeylanica dan Ludwigia octovalvis merupakan gulma yang cukup dominan pada pertanaman padi sawah di Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah dan sulit dikendalikan dengan herbisida berbahan aktif 2,4-D maupun metil metsulfuron. Penggunaan herbisida yang memiliki mekanisme kerja yang sama secara intensif dalam jangka waktu yang lama (lebih dari 10 tahun) dapat menimbulkan resistensi gulma terhadap herbisida. Gulma yang sering diaplikasikan herbisida disebut gulma terpapar, sedangkan gulma yang belum pernah diaplikasikan herbisida disebut gulma tidak terpapar. Gulma resisten adalah gulma yang tidak dapat dikendalikan dengan herbisida pada dosis rekomendasi. Tujuan Penelitian ini yaitu : (1) mengetahui waktu teracuni (LT50) herbisida 2,4-D dan metil metsulfuron dalam meracuni gulma S. zeylanica dan L. octovalvis yang terpapar dan tidak terpapar herbisida. (2) mengetahui nilai dosis efektif (ED50) untuk meracuni gulma S. zeylanica dan L. octovalvis yang terpapar dan tidak terpapar herbisida 2,4-D dan metil metsulfuron. (3) mengetahui status resistensi gulma S. zeylanica dan L. octovalvis yang terpapar herbisida 2,4-D dan metil metsulfuron. (4) mengetahui perbedaan aktivitas fisiologi pada gulma resisten dan sensitif terhadap herbisida 2,4-D dan metil metsulfuron. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2019 – Desember 2019. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Kebun Raya Institut Teknologi Sumatera, Laboratorium Ilmu Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dan Laboratorium Terpadu Sentra Inovasi Teknologi Universitas Lampung. Penelitian terdiri dari dua tahap, yaitu Tahap 1: identifikasi resistensi gulma dan Tahap 2: uji aktivitas fisiologi pada gulma resisten. Penelitian menggunakan rancangan petak terbagi (split plot design) dengan 6 perlakuan dan 5 ulangan pada Tahap 1 dan 5 perlakuan dan 5 ulangan pada Tahap 2. Faktor pertama adalah asal gulma yang berasal dari dua lokasi: gulma terpapar dan gulma tidak terpapar herbisida. Faktor kedua adalah dosis herbisida. Dosis herbisida 2,4-D yaitu 0 ; 432,5; 865; 1.730; 3.460; dan 6.920 g/ha. Dosis herbisida metil metsulfuron yaitu 0; 2; 4; 8; 16; dan 32 g/ha. Pada Tahap 1 pengamatan dilakukan terhadap persentase keracunan dan bobot kering gulma. Data hasil pengamatan dianalisis probit untuk mengetahui LT50 (waktu meracuni), ED50 (dosis efektif), dan NR (nisbah resistensi). Pada Tahap 2 dianalisis aktivitas fisiologi yang meliputi laju asimilasi karbon (μmol CO2 m−2 s−1), laju konduktansi stomata (mol H2O m−2 s−1), dan laju transpirasi (mol H2O m−2 s−1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) gulma yang terpapar 2,4-D memerlukan waktu yang lebih lama untuk teracuni sebanyak 50% dengan nilai LT50 atau kecepatan meracuni pada dosis 865 g/ha gulma S. zeylanica dan L. octovalvis berturut-turut 7,97 dan 5,28 hari, sedangkan gulma tidak terpapar berturut-turut 6,21 dan 4,29 hari. (2) gulma yang terpapar metil metsulfuron memerlukan waktu yang lebih lama untuk teracuni sebanyak 50% dengan nilai LT50 pada dosis 4 g/ha gulma S. zeylanica dan L. octovalvis berturut-turut 22,11 dan 2,86 hari, sedangkan gulma tidak terpapar berturut-turut 5,38 dan 2,02 hari. (3) gulma S. zeylanica terpapar 2,4-D memerlukan dosis yang lebih tinggi untuk penekanan gulma sebesar 50% dengan nilai ED50 sebesar 313,58 g/ha, sedangkan gulma tidak terpapar sebesar 142,91 g/ha. Gulma L. octovalvis terpapar 2,4-D memiliki nilai ED50 yang sama dengan L. octovalvis tidak terpapar 2,4-D sebesar 84,92 g/ha. (4) gulma yang terpapar metil metsulfuron memerlukan dosis yang lebih tinggi untuk penekanan gulma sebesar 50% dengan nilai ED50 gulma S. zeylanica dan L. octovalvis berturut-turut 5,72 dan 3,17 g/ha, sedangkan gulma tidak terpapar berturut-turut 1,99 dan 1,99 g/ha. (5) gulma S. zeylanica terpapar telah mengalami resistensi rendah terhadap herbisida 2,4-D dan metil metsulfuron dengan nilai nisbah resistensi (NR) masing-masing 2,19 dan 2,87. Gulma L. octovalvis terpapar masih tergolong sensitif terhadap herbisida 2,4-D dan metil metsulfuron dengan nilai nisbah resistensi (NR) masing-masing 1,00 dan 1,59. (6) aktivitas fisiologi (laju asimilasi karbon, konduktansi stomata, dan transpirasi) S. zeylanica resisten herbisida 2,4-D ataupun metil metsulfuron lebih tinggi dibandingkan S. zeylanica yang sensitif herbisida 2,4-D ataupun metil metsulfuron. Kata kunci : 2,4-D, metil metsulfuron, gulma, herbisida, resistensi, aktivitas fisiologi.