OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN AGROFORESTRI DI AREAL KERJA HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) BINA WANA KABUPATEN LAMPUNG BARAT

Main Author: Dita Cahya Melati, 1614151020
Format: Bachelors NonPeerReviewed Book Report
Terbitan: FAKULTAS PERTANIAN , 2020
Subjects:
Online Access: http://digilib.unila.ac.id/63193/1/ABSTRAK%20%28ABSTRACT%29.pdf
http://digilib.unila.ac.id/63193/2/SKRIPSI%20FULL.pdf
http://digilib.unila.ac.id/63193/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf
http://digilib.unila.ac.id/63193/
Daftar Isi:
  • ABSTRAK Hutan Kemasyarakatan merupakan salah satu bentuk Program Perhutanan Sosial yang berimplikasi terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar hutan dan dikelola secara agroforestri. Adanya pengelolaan lahan secara agroforestri dapat meningkatnya fungsi HKm secara finansial. Tujuan pada penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik petani HKm Bina Wana, menganalisis biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang dihasilkan, menganalisis pola agroforestri yang memiliki potensi pemanfaatan lahan secara optimal, dan menganalisis perubahan penggunaan sumberdaya lahan, bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja terhadap keuntungan optimal. Penentuan sampel secara purposif (purposive sampling). Sampel pada penelitian ini adalah anggota Gapoktan HKm Bina Wana yang terdiri dari 8 (delapan) Kelompok Tani Hutan (KTH). Pengumpulan data dengan metode survei melalui pertanyaan tertulis dalam bentuk kuisioner maupun secara lisan atau wawancara. Data dianalisis dengan menghitung pendapatan petani yang kemudian dianalisis optimasinya dan analisis lanjutan seperti penggunaan sumberdaya dan sensitivitas menggunakan program linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani HKm Bina Wana rata-rata memiliki lahan berkategori sedang sebanyak 71 %. Terdapat 91 % petani yang mayoritas memiliki umur produktif, dan sebanyak 34% berpendidikan sampai tingkat SMA serta jumlah tanggungan petani berkisar 3-5 orang. Keuntungan optimal yang diperoleh petani HKm Bina Wana pada pemanfaatan lahan agroforestri yaitu rata-rata sebesar Rp 21.489.458/ha/tahun dengan rata-rata keuntungan aktualnya sebesar Rp 12.610.083/ha/tahun. Pola tanam yang sudah mencapai optimal adalah pada pola tanam 13 (X13) yang terdiri atas tanaman kopi, lada, jengkol, kemiri dan pola tanam 18 (X18) yang terdiri atas kopi, lada, pisang, kemiri, serta cengkeh. Analisis program linier pada penggunaan sumber daya, menunjukkan bahwa penggunaan pupuk dan pestisida sudah optimal, sedangkan yang belum optimal adalah pemanfaatan lahan, penggunaan bibit dan curahan Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK). Kata kunci: agroforestri, HKm, Bina Wana, optimal, dan pola tanam. ABSTRACT The Forest Community is a form of social forestry program that has implications for the welfare of communities around the forest and is managed with agroforestry system. The existence of agroforestry land management can improve the function of HKm financially. The purpose of this study is to identify the characteristics of HKm Bina Wana farmers, analyze the costs and revenues,analyze agroforestry patterns that have the potential for optimalization land use, and analyze resources of land use, seeds, fertilizers, pesticides, and labor towards profits optimal. Determination of the sample is done by using purposive sampling technique. The sample in this study is a member of the community forest in (HKm) Bina Wana consisting of 8 (eight) forest farmer groups (KTH). Data collected through survey methods by interview and form of questionnaire techniques. Data has been analyzed by counting of farmer income, analyzed optimalizations, further analysis such as resource used and sensitivity by linear programing. The results showed that the HKm Bina wana farmers have medium land on average is 71%. There are 91% of majority farmers have productive age, and as many as 34% are educated up to high school level and the number of dependents of farmers ranges from 3-5 people. The optimal profit gained by farmers in HKm Bina Wana of agroforestry land use is an average of Rp 21.489.458/ha/year and average actual profit of Rp 12.610.083/ha/year. The optimal cropping patterns is 13 (X13) consisting of coffee plants, pepper, jengkol fruit, candlenut and cropping patterns 18 (X18) consisting of coffee plants, pepper, banana, candlenut, and cloves. Linear program analysis on resource shows that the use of fertilizers and pesticides is optimal, while the suboptimal is land use, seedling, and non family labor (TKLK). Keywords: agroforestry, HKm, Bina Wana, optimal, and cropping patterns.