PENGOMPOSAN SERASAH NANAS (Ananas comosus (L.) Merr.) MENGGUNAKAN INOKULUM FUNGI Aspergillus sp. (SELULOLITIK) DENGAN MEDIA PERTUMBUHAN JAGUNG (Zea mays L.)
Main Author: | ANDI SAPUTRA , 1617021014 |
---|---|
Format: | Bachelors NonPeerReviewed Book Report |
Terbitan: |
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.unila.ac.id/63074/1/ABSTRAK.pdf http://digilib.unila.ac.id/63074/2/SKRIPSI%20FULL.pdf http://digilib.unila.ac.id/63074/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf http://digilib.unila.ac.id/63074/ |
Daftar Isi:
- Serasah nanas memiliki kandungan polimer kompleks selulosa, hemiselulosa dan lignin yang sulit didekomposisi. Serasah nanas memiliki potensi besar menjadi bahan organik yang baik untuk tanah jika dapat didekomposisi dengan sempurna. Penguraian selulosa pada serasah nanas dapat dilakukan secara biologis melalui proses pengomposan. Fungi merupakan mikroorganisme pendegradasi utama bahan organik. Fungi selulolitik memiliki kemampuan menyekresikan enzim selulase yang dapat merombak selulosa menjadi monomer sederhana berupa glukosa. Induser berupa inokulum fungi selulolitik dibutuhkan dalam pengom posan sebagai upaya percepatan dan perbaikan kualitas kompos serasah nanas yang kemudian dapat menjadi unsur hara bagi tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas media jagung sebagai substrat pembuatan inokulum fungi Aspergillus sp. (selulolitik) dan mengetahui pengaruh inokulum fungi Aspergillus sp. terhadap kualitas kompos serasah nanas. Inokulum kemudian diaplikasikan pada serasah nanas untuk melihat pengaruhnya terhadap kualitas kompos serasah nanas. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2019 sampai Desember 2019 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Unila. Penelitian disusun menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan: P1 (serasah daun nanas + inokulum), P2 (serasah bonggol nanas + inokulum), P3 (serasah daun nanas + serasah bonggol nanas + inokulum), KP1, KP2 dan KP3 (kontrol perlakuan tanpa inokulum) masing-masing 3 x ulangan. Inokulum dihitung kerapatan spora menggunakan haemocytometer dan viabilitas dengan perhitungan Colony Forming Unit (CFU) sedangkan pengujian kualitas kompos dengan analisis kadar C, N, P, K dan rasio C/N. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of variance (ANOVA) jika menunjukkan pengaruh nyata maka dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %. Hasil penelitian didapatkan jumlah spora inokulum fungi Aspergillus sp. pada media jagung adalah 5,64 x 107 spora/ml dan nilai CFU adalah 4,4 x 107 CFU/ml dengan persentase viabilitas spora sebesar 98,58 %. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa fungi Aspergillus sp. (selulolitik) dapat tumbuh optimal pada media jagung (Zea mays L.). Inokulum fungi Aspergillus sp. dapat meningkatkan kualitas kompos serasah nanas dilihat dari kandungan akhir kompos berupa C, N, P, K dan rasio C/N yang sudah memenuhi standar pupuk kompos dengan hasil terbaik didapat pada kompos P1. Hasil pengujian kadar C pada kompos P1 yaitu 19,33 %, N 1,71 %, P 2675,81, K 1,68, dan rasio C/N 14,38. Kata Kunci: Aspergillus sp., Dekomposisi, Inokulum, Selulolitik, Serasah Nanas