STUDI NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU (Manihot esculenta Cranzt) MENJADI KELANTING (Studi Kasus di Kelompok Wanita Tani Plamboyan Desa Rejomulyo Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan)
Main Author: | Tri Widiastuti, 1724051006 |
---|---|
Format: | Masters NonPeerReviewed Book Report |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.unila.ac.id/62713/1/ABSTRAK.pdf http://digilib.unila.ac.id/62713/2/TESIS%20FULL.pdf http://digilib.unila.ac.id/62713/3/TESIS%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf http://digilib.unila.ac.id/62713/ |
Daftar Isi:
- Ubi kayu merupakan salah satu produk pertanian yang bersifat mudah rusak. Oleh karena itu pengolahan ubi kayu menjadi berbagai produk pangan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan pemanfaatan ubi kayu sekaligus untuk menghasilkan nilai tambah ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis usaha dan nilai tambah pengolahan ubi kayu menjadi kelanting. Kelanting merupakan salah satu olahan pangan yang terbuat dari ubi kayu dan digemari oleh banyak kalangan masyarakat. Pengambilan data dilaksanakan pada Industri Kecil Kelompok Wanita Tani (KWT) Plamboyan di Desa Rejomulyo Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan dari Bulan November 2019 sampai dengan Bulan Januari 2020. Metode penelitian menggunakan analisis deskriftif kuantitatif. Nilai tambah dihitung secara kuantitatif dengan Tabel Hayami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan ubi kayu menjadi kelanting pada Industri Kecil Kelompok Wanita Tani (KWT) Plamboyan menghasilkan nilai tambah sebesar Rp.5,476,00 /kg dengan nilai tambah rasio 64,35% yang digolongkan bernilai tambah tinggi yaitu > 40%. Keuntungan yang diperoleh untuk pengolahan ubi kayu menjadi kelanting adalah sebesar Rp.3.726,00/kg atau 68,04%. Agorindustri kelanting berada dalam kondisi titik break even point dengan pendapatan sebesar Rp.12.834.000,00/bulan atau dalam unit sebesar 558 kg. Pendapatan agroindustri kelanting menunjukkan R/C rasio sebesar 1,75 (R/C > 1), artinya usaha tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Kata Kunci : Kelanting, KWT Plamboyan, Ekonomi, Nilai Tambah, Lampung Selatan ABSTRACT Cassava is one of perishable agriculture product. Therefore processing cassava into various food products is one alternative to increase cassava utilization as well as to generate its economic added value. The propose of this study was to analyse of industry and the added value of processing cassava into kelanting. Kelanting is favorite tradisional snack food based on cassava. Data collection was carried out at Kelanting Small Industry belongs to Plamboyan Farmer Women Group (Kelompok Wanita Tani) located in Rejomulyo Village, Palas Subdistict, South Lampung Regency from November 2019 to Januari 2020. Quantitative descriptive analysis was used for analysing the data. Added value was calculated quantitatively by Hayami Method. The result showed the processing of cassava into a snack food called kelanting in the Plamboyan Women Farmers Group generated added value. The added value of processing cassava into kelanting was Rp.5.476,00/kg with a value-added ratio of 64,35% which was classified as high value-added which is > 40%. The profit gained from processing cassava into kelanting was Rp.3.726,00/kg or 68,04%. The condition of break even point which the income Rp.12.834.000,00/month or in the unit of 558 kg. The performance of kelanting agroindustry was good based on the R/C ratio of 1,75 (R/C > 1), this means Kelanting industry runs by Plamboyan Farmer Women Group has a good prospect to be developed. Keywords : Kelanting, Plamboyan Farmer, Economic, Added Value, South Lampung