PERENCANAAN WISATA LUTUNG Trachypithecus cristatus (Raffles, 1821) BERBASIS KONSERVASI DI PULAU PAHAWANG

Main Author: PUTRI WAHYUNI, 1614151037
Format: Bachelors NonPeerReviewed Book Report
Terbitan: FAKULTAS PERTANIAN , 2020
Subjects:
Online Access: http://digilib.unila.ac.id/62698/1/1.%20ABSTRAK%20%28ABSTRACT%29.pdf
http://digilib.unila.ac.id/62698/2/2.%20SKRIPSI%20FULL.pdf
http://digilib.unila.ac.id/62698/3/3.%20SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf
http://digilib.unila.ac.id/62698/
Daftar Isi:
  • Konflik satwa lutung Trachypithecus cristatus (Raffles, 1821) dan manusia yang berada di Pulau Pahawang dapat memberikan dampak negatif terhadap satwa dan masyarakat sekitar. Konflik ini terjadi karena satwa tersebut dianggap hama oleh masyarakat karena memakan tanaman agroforestri, sehingga jumlah panen menurun. Tujuan penelitian ini adalah membuat sebuah perencanaan wisata lutung berbasis konservasi di Pulau Pahawang, yang akan meningkatkan perekonomian masyarakat serta menjaga kelestarian satwa tersebut. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasi dan wawancara. Data observasi yang dikumpulkan meliputi keberadaan, sebaran, aktivitas dan pola pergerakan lutung, serta akses lokasi dan sarana prasaranan yang tersedia. Data wawancara yang dikumpulkan yaitu persepsi mengenai akses lokasi, sarana prasaranan yang tersedia, konflik lutung dengan manusia dan lutung sebagai objek wisata. Hasil penelitian menunjukkan lutung di Pulau Pahawang tersebar di 23 titik lokasi dan berjumlah 23 kelompok. Aktivitasnya terlihat pada waktu pagi hari pukul 05.38 hingga 10.57 WIB dan sore hari pukul 16.50 hingga 18.10 WIB. Aktivitas satwa satwa tersebut meliputi mencari makan, makan, lokomosi (berpindah tempat), grooming (membersihkan diri), dan istirahat. Habitat satwa di pulau ini terbagi menjadi dua yaitu kawasan agroforestri dan hutan mangrove. Sebagian besar satwa tersebut lebih memilih kawasan agroforestri dibandingkan hutan mangrove. Hal ini karena kawasan tersebut menyediakan jumlah pakan yang melimpah. Sarana prasarana yang tersedia di pulau ini meliputi kapal, jalan, toilet, mushola, penginapan (home stay), villa, gazebo, warung dan tracking mangrove. Sarana prasarana tersebut tergolong kategori cukup baik. Kategori cukup baik artinya bahwa sarana prasarana di pulau ini dapat mendukung perencanaan wisata lutung berbasis konservasi. Kata kunci: konflik satwa dan manusia, mitigasi konflik, wisata, dan konservasi.