PERFORMA UDANG VANAME Litopenaeus vannamei, (Boone, 1931) YANG DIPELIHARA PADA SISTEM BIOFLOK DENGAN SUMBER KARBON BERBEDA

Main Author: REHULINA TRESIA PINEM , 1414111089
Format: Bachelors NonPeerReviewed Book Report
Terbitan: FAKULTAS PERTANIAN , 2020
Subjects:
Online Access: http://digilib.unila.ac.id/62589/1/ABSTRAK.pdf
http://digilib.unila.ac.id/62589/2/SKRIPSI%20FULL.pdf
http://digilib.unila.ac.id/62589/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf
http://digilib.unila.ac.id/62589/
Daftar Isi:
  • Budidaya udang vaname Litopenaeus vannamei secara intensif menggunakan sistem bioflok merupakan salah satu upaya efisiensi biaya produksi, karena bioflok dapat dimanfaatkan sebagai subsitusi pakan bagi udang vaname yang dibudidayakan. Budidaya udang vaname membutuhkan benur yang berkualitas dan berkuantitas. Benur tersebut diperoleh melalui tahap pendederan menggunakan sistem intensif. Namun sistem tersebut memiliki beberapa kendala karena menggunakan padat tebar tinggi dan pemberian jumlah pakan meningkat. Pakan yang tidak termakan dan hasil eksresi metabolik udang, terakumulasi dalam air sehingga konsentrasi senyawa nitrogen terutama ammonia dalam air meningkat. Saat ini, sistem bioflok mulai dikembangkan untuk mengurangi limbah kegiatan budidaya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan sumber karbon (gandum, tapioka, dan molase) sebagai upaya penumbuhan bioflok pada budidaya udang vaname terhadap pertumbuhan, derajat kelangsungan hidup, efisiensi pemanfaatan pakan, dan konversi pakan udang vaname. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan sistem bioflok dengan penambahan sumber karbon (gandum, tapioka, dan molase) pada pertumbuhan udang vaname tidak berbeda nyata (P>0.05) diantara 4 perlakuan yang diuji. Teknologi bioflok dengan penambahan sumber karbon B (gandum) menghasilkan derajat kelangsungan hidup, FCR, dan efesiensi pemanfaatan pakan yang lebih baik dan berbeda signifikan (P<0.05) dengan penambahan sumber karbon C (tapioka) dan D (molase). Teknologi bioflok dengan penambahan sumber karbon B (gandum) menghasilkan nilai SR (75.357±7.2%), FCR (1.340±0.1) dan efisiensi pemanfaatan pakan sebesar (74.958±7.3%). Kata kunci : Gandum,tapioka, molase The intensive cultivation of Litopenaeus vannamei with biofloc systems is one of the most efficient way to reduce shrimp cost production, because the biofloc can be used as feed subtitution for L. vannamei cultured. This culture requires good quality and quantity of juveniles. The juveniles can be obtained from intensive system of nursery. However, this system has some limitations such as need the high stocking density and causing the increase of the feed intake.That conditions will left the unconsumed feed and shrimp metabolite excretion accumulated in the water, causing the concentration of nitrogen compounds, especially ammonia in the water increased. Currently, the bioflocs technology developed to reduce the waste shrimp even for fish farming activities. The objective of this research was to know the effect of addition of C-carbohydrate (wheat, tapioca, and mollases) on shrimp growth, survival rate, efficency of feed and feed conversion ratio of white shrimp L. vannamei. The design of the research was using a completely randomized design, consisted of four experimental treatments with four replications. The result of this research showed that the biofloc systems with addition of C-carbohydrate on growth performance of the shrimps were not significantly different (P>0.05) among those treatments. The biofloc technology with addition of C-carbohydrate using treatment B (wheat) showed higher survival rate (SR), feed conversion ratio (FCR), and feed efficiency were significantly different (P<0.05) than the C-carbohydrate from treatment C (tapioca) and D (mollases). The bioflocs system with addition of C-carbohydrate from treatment B (wheat) had SR (75.357±7.2%), FCR (1.340±0.1) and efficiency of feed (74.958±7.3%). Keyword :Wheat, tapioca, mollase