Aplikasi Geologi dan Geofisika Untuk Pengembangan Geowisata Pulau Sekepal dan Pulau Mengkudu Di Desa Totoharjo, Kecamatan Bakauheni, Kapubaten Lampung Selatan
Main Author: | NANA MAULANA, 1415051051 |
---|---|
Format: | Bachelors NonPeerReviewed Book Report |
Terbitan: |
FAKULTAS TEKNIK
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.unila.ac.id/56060/1/Abstrak%20%28Abstract%29.pdf http://digilib.unila.ac.id/56060/2/Skripsi%20Full.pdf http://digilib.unila.ac.id/56060/3/Skripsi%20Full%20Tanpa%20Bab%20Pembahasan.pdf http://digilib.unila.ac.id/56060/ |
Daftar Isi:
- Geowisata adalah kegiatan wisata alam yang berfokus pada kenampakan geologis permukaan bumi dalam rangka mendorong pemahaman akan lingkungan hidup dan budaya, apresiasi dan konservasi serta kearifan lokal. Desa Totoharjo merupakan sebuah desa yang berada di Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Totoharjo memiliki potensi geowisata yang terletak di Pulau Sekepal, Pulau Mengkudu dan Pantai Batu Lapis. Untuk mendukung potensi geowisata tersebut khususnya pengadaan air bersih, telah dilakukan survei geologi dan survei geolistrik. Berdasarkan hasil survei geologi dan geolistrik, diperoleh 22 situs yang tediri dari 19 situs geowisata dan 3 situs non geowisata. Berdasarkan hasil survei geolistrik 1D, di Pulau Mengkudu menunjukkan adanya daerah resistivitas rendah pada kedalaman 5 m yang diindikasikan terjadi intrusi air laut. Berdasarkan hasil survei geolistrik 3D, persebaran air tanah diketahui nilai resistivitas sedang kisaran 0 – 2,5 ohmm ditunjukkan dengan warna biru sampai biru muda. Sedangkan persebaran batuan diketahui nilai resistivitas sedang kisaran 126 – 250 ohmm ditunjukkan dengan warna kuning sampai merah. Persebaran air tanah dan batuan dapat dijumpai pada kedalaman dari permukaan 20 m. Berdasarkan hasil analisis SWOT, untuk pengembangan geowisata di Desa Totoharjo, Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan masih harus perlu dilakukan pengembangan infrastruktur penunjang pada objek Geowisata (geotourism), pengelolaan managemen pariwisata oleh masyarakat maupun pemerintah daerah, serta peranan masyarakat secara aktif dalam konservasi alam.