FAKTOR SOSIO-BUDAYA YANG MENDUKUNG TERJADINYA TINDAKAN PERSEKUSI (Studi Tindakan Persekusi dalam Pemilihan Kepala Desa Natar di Desa Natar Induk, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung)

Main Author: DWI LINGGAR FANTIO, 1216011037
Format: Bachelors NonPeerReviewed Book Report
Terbitan: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK , 2018
Subjects:
Online Access: http://digilib.unila.ac.id/54854/1/ABSTRAK.pdf
http://digilib.unila.ac.id/54854/2/SKRIPSI%20FULL.pdf
http://digilib.unila.ac.id/54854/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf
http://digilib.unila.ac.id/54854/
Daftar Isi:
  • Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab masyarakat melakukan tindakan persekusi. Persekusi adalah perlakuan buruk atau penganiyaan secara sistematis oleh individu atau kelompok terhadap individu atau kelompok lain, khususnya karena suku, agama, atau pandangan politik serta cara pandang yang berbeda. Persekusi bisa dikatakan sebagai suatu konflik sosial yang terjadi di masyarakat dikarenakan suatu perbedaan yang mendasar pada tiap-tiap individu sebagai pemicu terjadinya suatu konflik. Didalam tindakan persekusi, biasanya pelaku Persekusi akan melakukan Intimidasi, Pengancaman secara fisik, serta menggangku kenyaman korban persekusi. Maka persekusi adalah wadah tindakan pidana yaitu kekerasan, intimidasi dan ancaman. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data digunakan yaitu wawancara dan observasi dengan jenis data primer dan sekunder, teknik pengumpulan data menggunakan reduksi data, penyajian data setelah data terkumpul dianalisis dan ditarik sebuah kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor sosio-budaya yang mendukung terjadinya tindakan perseskusi, masih banyak pekerjaan rumah di Indonesia tentang fenomena persekusi yang terjadi di masyarakat, khususnya di desa Natar, tempat peneliti melakukan penelitiannya. Gesekan-gesekan yang terjadi di masyarakat di karenakan beberapa faktor yang mendukung masyarakat melakukan tindakan-tindakan diluar norma-norma sosial yang berlaku. Dari segi pendidikan dirasa masih kurang merata di desa ini, selain pendidikan formal, pendidikan infrormal pun masih dirasa kurang, kurangnya wawasan masyarakat tentang politik, tentang demokrasi, tentang kedaulatan rakyat yang harusnya menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah desa, pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi dan pemerintah Negara dan segenap masyarakat di seluruh Indonesia. Serta di dasari oleh ekonomi yang rendah yang memicu masyarakat melakukan cara apapun agar bisa bertahan hidup termasuk dengan merampas hak-hak orang lain, memaksa, intimidasi yang seharusnya tidak dilakukan. Dengan dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila yang luhur dapat memberikan ketenangan rohani dan jasmani. Pemecahan masalah yang tidak menggunakan musyawarah agar mencapai mufakat sehingga menciptakan konflik tanpa penyelesaian. Tetapi peneliti menetapkan fenomena persekusi yang terjadi di desa Natar memiliki beberapa faktor, yaitu Pendidikan, Ekonomi dan Lingkungan. Ketiga faktor tersebut menjadi peran aktif. Pemerataan di bidang pendidkan dan ekonomi sebagai solusi untuk mencapai desa yang maju dan menciptakan lingkungan yang baik. Kata kunci: Faktor Sosio-Budaya, Persekusi, Konflik FACTORS OF SOCIO-CULTURE THAT SUPPORT IN THE PERSECUTION OF ACTION (Study of Persecution Actions in the Election of Natar Village Heads in Natar Induk Village, Natar District, South Lampung Regency, Lampung) By Dwi Linggar Fantio The purpose of this study is to find out what factors are the causes of persecution. Persecution is systematic treatment or persecution by individuals or groups of other individuals or groups, especially because of ethnicity, religion, or political views and different perspectives. Persecution can be said as a social conflict that occurs in society due to a fundamental difference in each individual as a trigger for a conflict. In the act of persecution, usually the perpetrators of the Persecution will carry out Intimidation, threatening physically, and disturbing the comfort of victims of persecution. So persecution is a forum for criminal acts, namely violence, intimidation and threats. The type of research conducted is descriptive qualitative research. Data collection techniques are used, namely interviews and observations with primary and secondary data types, data collection techniques using data reduction, data presentation after the collected data are analyzed and drawn a conclusion. Based on the results of research on socio-cultural factors that support the occurrence of discussion actions, there are still many homeworks in Indonesia about persecution phenomena that occur in the community, especially in the village of Natar, where researchers conducted their research. The friction that occurs in the community is due to several factors that support the community to take actions outside the prevailing social norms. In terms of education, it is felt that it is still not evenly distributed in this village, besides formal education, infrormal education is still felt lacking, lack of public insight about politics, democracy, people's sovereignty which should be homework for village government, district government, provincial government and government Country and all people throughout Indonesia. It is also based on a low economy which triggers people to do whatever they can to survive, including by seizing the rights of others, forcing, intimidation that should not be done. On the basis of the Indonesian State, the noble Pancasila can provide spiritual and physical calm. Problem solving that does not use deliberation to reach consensus so as to create conflict without resolution. But the researchers determined the persecution phenomenon that occurred in Natar village had several factors, namely Education, Economy and Environment. These three factors become active roles. Equity in the education and economic fields as a solution to reach advanced villages and create a good environment. Keywords: Socio-Cultural Factors, Persecution, Conflict