PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN APLIKASI MULSA IN SITUTERHADAP POPULASI DAN BIOMASSA CACING TANAH PADA PERTANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) DI TANAH ULTISOLS GEDUNG MENENG
Main Author: | TUNSIYAH , 1414121236 |
---|---|
Format: | Bachelors NonPeerReviewed Book Report |
Terbitan: |
FAKULTAS PERTANIAN
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.unila.ac.id/54648/1/ABSTRAK.pdf http://digilib.unila.ac.id/54648/2/SKRIPSI%20FULL.pdf http://digilib.unila.ac.id/54648/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf http://digilib.unila.ac.id/54648/ |
Daftar Isi:
- Cacing tanah merupakan biota tanah penting yang dapat dijadikan indikator kesuburan tanah. Perlakuan sistem olah tanah dan aplikasi mulsa organik akan mempengaruhi aktivitas cacing tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh sistem olah tanah dan aplikasi mulsain situ, dan interaksi antara keduanya terhadap populasi dan biomassa cacing tanah. Penelitian dilaksanakan pada April sampai dengan Juli 2107 di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu sistem olah tanah (T) yang terdiri dari olah tanah minimum (T0) dan olah tanah intensif (T1). Faktor kedua yaitu aplikasi mulsa in situ (M) terdiri dari tanpa mulsa 0 t ha-1 (M0) dan aplikasi mulsain situ 5 tha-1(M1). Data yang diperoleh diuji homogenitas ragamnya dengan Uji Bartlett dan aditivitasnya dengan Uji Tukey. Data dianalisis dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan Uji BNT pada taraf 5 %. Hubungan antara suhu tanah, kadar air tanah, C-organik tanah dan pH tanah dengan populasidan biomassa cacing tanah diuji dengan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi cacing tanah di kedalaman 0-10 cm (40 HST dan 80 HST), total populasi cacing tanah (80 HST), biomassa cacing tanah di kedalaman 0- 10 cm (80 HST) dan total biomassa cacing tanah (80 HST) pada perlakuan olah tanah minimum (T0) lebih tinggi dibandingkan dengan olah tanah intensif (T1). Populasi cacing tanah di kedalaman 0-10 cm (40 HST dan 80 HST) dan total populasi (sebelum olah tanah,40 HST dan 80 HST) pada perlakuan aplikasi mulsa in situ 5 t ha-1 (M1) lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa aplikasi mulsa in situ (M0). Terdapat interaksi yang nyata antara sistem olah tanah (T) dan aplikasi mulsa in situ (M)terhadap populasi cacing tanah pada pengamatan 40 HST di kedalaman 0-10 cm. Terdapat 1 genus cacing tanah yang didapat dari hasil identifikasi, yaitu famili Megascolecidae genus Pheretima . Kata kunci : Cacing tanah, mulsa in situ, sistem olah tanah