UJI RESISTENSI GULMA PADI SAWAH (Ischaemum rugosum, Leptochloa chinensis, Monochoria vaginalis, DAN Sphenoclea zeylanica) TERHADAP HERBISIDA METIL METSULFURON

Main Author: Kenny Titian Mutiara, 1414121120
Format: Bachelors NonPeerReviewed Book Report
Terbitan: Fakultas Pertanian , 2018
Subjects:
Online Access: http://digilib.unila.ac.id/54516/2/ABSTRAK.pdf
http://digilib.unila.ac.id/54516/3/SKIRPSI%20FULL.pdf
http://digilib.unila.ac.id/54516/4/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf
http://digilib.unila.ac.id/54516/
Daftar Isi:
  • Aplikasi herbisida metil metsulfuron pada gulma di persawahan secara intensif dengan jangka waktu yang lama dapat menimbulkan adanya resistensi gulma. Gulma resisten akan mampu bertahan hidup dan berkembangbiak meskipun setelah pengaplikasian herbisida dengan dosis yang umumnya mematikan gulma tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan meracuni (LT50) dan nilai Dosis Efektif (ED50) sebanyak 50% dari herbisida metil metsulfuron terhadap gulma Ischaemum rugosum, Leptochloa chinensis, Monochoria vaginalis dan Sphenoclea zeylanica serta menguji apakah telah terjadi resistensi gulma tersebut terhadap herbisida metil metsulfuron. Penelitian disusun dalam metode Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan 5 ulangan dan 7 perlakuan dosis metil metsulfuron yaitu ; 0, 4, 8, 16, 32, 64, dan 128 g ha-1, yang diterapkan pada empat jenis gulma, yang diambil dari 2 area yaitu : area yang terpapar dan tidak terpapar herbisida metil metsulfuron. Nilai ED50 setiap jenis gulma dibandingkan yaitu gulma terpapar dan tidak terpapar metil metsulfuron untuk mendapatkan nilai nisbah resistensi (NR). Nilai tersebut digunakan untuk mengetahui status resistensi gulma yang diduga resisten. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) nilai LT50 pada dosis 4 g ha-1 gulma I. rugosum, M. vaginalis dan S.zeylanica terpapar herbisida metil metsulfuron berturut-turut adalah 9,85; 6,31; dan 6,03 HSA sedangkan untuk gulma tidak terpapar berturut-turut adalah 8,77; 5,69; dan 5,74 HSA. Hal ini menunjukkan bahwa gulma dari area terpapar herbisida metil metsulfuron membutuhkan waktu lebih lama untuk teracuni sebesar 50% dibandingkan dengan gulma tidak terpapar herbisida metil metsulfuron. (2) Nilai ED50 gulma I. rugosum, M. vaginalis dan S.a zeylanica terpapar herbisida metil metsulfuron berturut-turut adalah 13,35; 5,13 dan 6,69 g ha-1, sedangkan untuk gulma tidak terpapar berturut-turut adalah 6,67; 4,21; dan 4,47 g ha-1. Dengan demikian gulma asal area terpapar herbisida metil metsulfuron membutuhkan dosis herbisida yang lebih banyak dibandingkan dengan gulma asal area tidak terpapar herbisida metil metsulfuron. (3) nilai NR gulma I. rugosum, M. vaginalis dan S. zeylanica adalah 2,0; 1,20; dan 1,5. Berdasarkan nilai NR tersebut maka gulma I. rugosum yang terpapar sudah mengalami resistensi rendah sedangkan M. vaginalis dan S. zeylanica yang terpapar masih tergolong sensitif. (4) nilai LT50 gulma L. chinensis pada dosis 4 g ha-1 dari area terpapar dan gulma dari area tidak terpapar berturut-turut adalah 26,45 dan 25,18 HSA. Hal ini menunjukkan bahwa gulma L. chinensis tidak peka terhadap herbisida metil metsulfuron. Kata kunci : gulma, metil metsulfuron, resistensi