KERAGAAN AGRONOMI, VARIASI GENETIK DAN HERITABILITAS BEBERAPA GENOTIPE SORGUM [Sorghum bicolor (L.) Moench] PADA DUA SISTEM TANAM BERBEDA
Main Author: | Nisa Nurlela Sari, 1414121173 |
---|---|
Format: | Bachelors NonPeerReviewed Book Report |
Terbitan: |
Fakultas Pertanian
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.unila.ac.id/47255/1/ABSTRAK.pdf http://digilib.unila.ac.id/47255/2/SKRIPSI%20FULL.pdf http://digilib.unila.ac.id/47255/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf http://digilib.unila.ac.id/47255/ |
Daftar Isi:
- ABSTRAK KERAGAAN AGRONOMI, VARIASI GENETIK DAN HERITABILITAS BEBERAPA GENOTIPE SORGUM [Sorghum bicolor (L.) Moench] PADA DUA SISTEM TANAM BERBEDA Oleh NISA NURLELA SARI Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perkembangan karakter agronomi dari 15 genotipe sorgum, menghitung variasi genetik dan menghitung nilai penduga heritabilitas beberapa genotipe sorgum pada dua sistem tanam berbeda. Percobaan lapang dilaksanakan di Tanjung Bintang, Lampung Selatan, dengan jenis tanah berpasir dari Maret 2017 sampai Februari 2018. Perlakuan disusun secara faktorial (2x15) dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan tiga ulangan sebagai kelompok. Faktor pertama adalah dua sistem tanam, yaitu monokultur dan tumpangsari dengan ubi kayu (Kasetsart) dan faktor kedua adalah 15 genotipe sorgum, yaitu Numbu, Mandau, Talaga Bodas, Super1, Super2, Samurai1, UPCA, P / I WHP, P / F 5-193- C, GH3, GH4, GH5, GH6, GH7 dan GH 13. Analisis data menggunakan program Minitab 17, homogenitas ragam diuji dengan menggunakan Uji Bartlett dan aditivitas data diuji dengan Uji Tukey. Jika ada perbedaan yang nyata antarperlakuan maka dilakukan uji lanjut untuk mengetahui perbedaan nilai tengah dengan menggunakan uji BNT pada taraf 5%. Variabel pengamatan dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), diameter batang (cm), tingkat kehijauan daun, bobot kering batang (g), bobot kering daun (g), jumlah ruas, panjang malai (cm), bobot cangkang malai (g), bobot head (g), bobot biji (g), bobot 300 butir (g), koefisien keragaman genetik, koefisien keragaman fenotipe, variasi genetik, dan heritabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada keragaan agronomi, genotipe Super2 menunjukkan konsistensi tanaman yang tinggi pada 6, 7, 8 dan 9 minggu setelah tanam (MST), sebaliknya genotipe GH13 menunjukkan konsitensi tanaman yang rendah. Genotipe GH13 menunjukkan konsistensi bobot biji yang rendah pada sistem tanam monokultur dan tumpangsari secara berturut-turut sebesar 35,03 g dan 25,01 g. Sedangkan genotipe GH7 menunjukkan bobot biji yang tinggi pada sistem tanam monokultur dengan bobot 60,29 g. Tinggi tanaman pada 9 MST menunjukkan nilai variasi genetik yang luas dan nilai penduga heritabilitas yang tinggi secara berturut-turut sebesar 4.146,21 dan 0,85. Selanjutnya, bobot biji menunjukkan nilai variasi genetik yang kecil dan nilai penduga heritabilitas yang rendah secara berturut-turut sebesar 0,08 dan 0,03. Oleh karena itu, tinggi tanaman dapat digunakan sebagai kriteria seleksi, karena memiliki nilai penduga heritabilitas yang tinggi. Kata kunci : karakter agronomi, heritabilitas, sistem tanam, sorgum, dan variasi genetik.