UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica, Borreria alata, DAN Praxelis clematidea ASAL PERKEBUNAN NANAS LAMPUNG TENGAH TERHADAP HERBISIDA BROMASIL

Main Author: NISRI WIJI WAHYUNI, 1414121175
Format: Bachelors NonPeerReviewed Book Report
Terbitan: FAKULTAS PERTANIAN , 2018
Subjects:
Online Access: http://digilib.unila.ac.id/47214/1/ABSTRAK.pdf
http://digilib.unila.ac.id/47214/2/SKRIPSI%20FULL.pdf
http://digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf
http://digilib.unila.ac.id/47214/
Daftar Isi:
  • Gulma Asystasia gangetica, Borreria alata dan Praxelis clematidea merupakan gulma yang banyak tumbuh di perkebunan nanas Lampung Tengah. Salah satu pengendalian gulma yang sudah dilakukan sejak berdirinya perkebunan nanas Lampung Tengah atau ± 30 tahun yaitu menggunakan herbisida bromasil. Namun penggunaan herbisida dalam waktu yang lama dapat memunculkan adanya gulma yang resisten. Penelitian dilakukan untuk mengetahui nilai LT50 (Median Lethal Time), ED50 (Median Effective Dose) dan menguji resistensi gulma A. gangetica, B. alata dan P. clematidea terpapar herbisida bromasil asal perkebunan nanas Lampung Tengah. Penelitian dilaksanakan di rumah plastik di Perguruan Tinggi Al-Madani Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung dan Laboratorium Ilmu Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandar Lampung. Penelitian dimulai pada Januari - April 2018. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 5 ulangan yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah Nisri Wiji Wahyuni asal gulma (A) yang terdiri dari A1 (gulma terpapar herbisida bromasil) dan A2 (gulma tidak terpapar herbisida bromasil). Faktor kedua adalah herbisida bromasil yang terdiri dari tujuh taraf dosis yaitu 0; 1.600; 3.200; 6.400; 12.800; 25.600; dan 51.200 g/ha. Persen keracunan gulma dianalisis probit untuk mengetahui kecepatan meracuni. Bobot kering gulma dikonversi ke dalam persen kerusakan kemudian dianalisis probit untuk mengetahui nilai ED50 yang kemudian dibandingkan untuk mengetahui nilai Nisbah Resistensi (NR). NR digunakan untuk mengetahui tingkatan resistensi suatu gulma terhadap herbisida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Gulma yang terpapar bromasil memerlukan waktu lebih lama untuk teracuni dengan nilai LT50 (Median Lethal Time) atau kecepatan meracuni pada dosis 6.400 g/ha gulma A. gangetica, B. alata, dan P. clematidea terpapar bromasil berturut-turut yaitu 11,21; 5,36; 5,26 hari sedangkan tidak terpapar berturut-turut yaitu 7,72; 4,56; 4,49 hari; (2) Gulma yang terpapar bromasil membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk dapat dikendalikan dibandingkan dengan gulma yang tidak terpapar dengan nilai ED50 (Median Effective Dose) gulma A. gangetica, B. alata, dan P. clematidea terpapar bromasil berturut-turut yaitu 1235,60; 226,39; 328,10 g/ha sedangkan yang tidak terpapar yaitu 1197,53; 215,60; 215,60 g/ha; (3) Gulma A. gangetica, B. alata dan P. clematidea asal perkebunan nanas Lampung Tengah yang terpapar herbisida bromasil tergolong sensitif atau tidak menunjukkan adanya resistensi dengan nilai Nisbah Resistensi (NR) masing – masing gulma sebesar 1,03; 1,05 dan 1,52. Kata kunci : Bromasil, gulma, herbisida, resistensi