PENGARUH KONSENTRASI BENZILADENIN DAN THIDIAZURON TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS PISANG ‘RAJA BULU’ (GENOM AAB) IN VITRO
Daftar Isi:
- Salah satu teknologi klonal yang menyediakan bibit pisang dalam jumlah banyak yaitu kultur jaringan. Perbanyakan tanaman pisang melalui kultur jaringan dilakukan dengan mengatur nisbah sitokinin auksin pada media. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh konsentrasi, jenis, dan kombinasi sitokinin (BA dan TDZ) terhadap jumlah mata tunas, tunas, propagul dan mengetahui media paling efektif untuk multiplikasi tunas. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Universitas Lampung, sejak bulan September 2013 sampai Mei 2014. Eksplan yang digunakan berupa tunas aksilar berumur 7-8 bulan setelah tanam. Perlakuan yang diujikan yaitu BA 3 mgl-1, BA 6 mgl-1, TDZ 0,01 mgl-1, TDZ 0,05 mgl-1, BA 3 mgl-1 + TDZ 0,005 mgl-1, BA 6 mgl-1 + TDZ 0,005 mgl-1. Percobaan dilakukan dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga ulangan. Setiap satuan percobaan terdiri dari tiga botol kultur yang masing-masing berisi satu eksplan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa jumlah tunas terbanyak dihasilkan pada perlakuan TDZ 0,01 mgl-1 atau TDZ 0,05 mgl-1 yaitu 3,33 tunas, jumlah mata tunas terbanyak pada TDZ 0,05 yaitu 3,11 mata tunas, dan jumlah propagul terbanyak yaitu 6,44 propagul pada TDZ 0,05 mgl-1 yang sekaligus merupakan media paling efektif untuk multiplikasi tunas. Pemberian BA 3 mgl-1 menghasilkan 3,33 propagul, BA 6 mgl-1 menghasilkan 2,55 propagul, BA 3 mgl-1 + TDZ 0,005 mgl-1 menghasilkan 4,55 propagul dan BA 6 mgl-1 + TDZ 0,005 mgl-1 menghasilkan 4,44 propagul pada 8 MST. Eksplan hasil multiplikasi ditanam pada media pengakaran. Jumlah akar terbanyak 5,8 helai pada IBA 2 mgl-1 dan akar paling panjang 8,7 cm pada AC 2 gl-1. Planlet yang dihasilkan dalam percobaan ini dapat diaklimatisasi dengan persentase keberhasilan 100 %. Kata kunci: auksin, BA, multiplikasi, sitokinin, TDZ.