Daftar Isi:
  • Aedes aegypti merupakan vektor penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Upaya pengendalian dan pemberantasan Aedes aegypti saat ini banyak dilakukan, salah satunya dengan menggunakan larvasida kimiawi. Tetapi penggunaan larvasida kimiawi secara berkelanjutan menimbulkan resistensi pada nyamuk vektor. Diketahui daun tanaman pepaya (Carica papaya L.) mengandung flavonoid dan saponin yang berpotensi sebagai larvasida. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui potensi dari ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.), mengetahui nilai Lethal Concentration (LC50 dan LC90) dan Lethal Time (LT50dan LT90). Penelitian eksperimen yang menggunakan rancangan acak lengkap ini dilakukan dengan enam konsentrasi ekstrak, yaitu 0% sebagai kontrol; 0,2%; 0,4%; 0,6%; 0,8%; dan 1% dengan 4 kali pengulangan di setiap konsentrasi. Kemudian dilakukan pengamatan terhadap jumlah larva yang mati setiap 5, 10, 20, 40, 60, 120, 240, 480, 1440, 2880, dan 4320 menit. Dari hasil Uji ANOVA yang diuji lanjut dengan Uji BNT diketahui konsentrasi yang paling efektif dibandingkan kontrol (0%) adalah 0,6%. Dari analisis probit diperoleh nilai LC50 sebesar 0,8%, sedangkan untuk nilai LC90 sebesar 1,3%. Nilai LT50 dan LT90 dari penelitian ini adalah 2.278,73 (37,97 jam) dan 15.820,22 (263,67 jam). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) berpotensi sebagai larvasida terhadap larva Aedes aegypti instar III, dan konsentrasi ekstrak yang paling efektif adalah konsentrasi sebesar 0,6%. Kata kunci :Daun pepaya (Carica papaya L.), Larvasida, Larva Aedes aegypti