KARAKTERISTIK BITUMEN ASBUTON BUTIR UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS
Main Author: | Affandi, Furqon |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Journal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan
, 2018
|
Online Access: |
http://jurnal.pusjatan.pu.go.id/index.php/jurnaljalanjembatan/article/view/334 http://jurnal.pusjatan.pu.go.id/index.php/jurnaljalanjembatan/article/view/334/229 |
Daftar Isi:
- Indonesia saat ini masih melakukan import asphalt dari beberapa negara lain guna memenuhi kebutuhan aspal bagi pembangunan dan pemeliharaan jalan setiap tahunnya. Sementara itu di pulau Buton, provinsi Sulawesi Tenggara terdapat aspal alam yang dikenal dengan asbuton yang sudah diproduksi sejak tahun 1926. Produk asbuton sampai tahun 1987 berupa asbuton butir konvensional dengan ukuran butir maksimum 12,5 mm, dimana kinerja perkerasan yang menggunakan asbuton butir konvensi oanal ini kurang memuaskan, sehingga tahun 1987 produksi Asbuton praktis terhenti. Pada awal tahun 1990 sampai sekarang diproduksi lagi asbuton butir yang mempunyai ukuran butir maksimum lebih kecil, dengan pengiriman yang dikemas dalam karung plastik tahan air, yang digunkan untuk campuran beraspal panas maupun dingin. Tulisan ini menguraikan hasil pengkajian di laboratorium tentang karakteristik bitumen asbuton butir untuk campuran beraspal panas, ditinjau dari fungsinya bitumen asbuton butir dalam campuran, bentuk keruntuhan benda uji campuran beraspal dengan asbuton butir dengan alat uji Marshall, analisa gradasi agregat akibat dari penambahan asbuton butir dalam campuran dan analisa durability dengan metoda Cantabrian. Hasil percobaan dan pengkajian menunjukkan bitumen yang ada dalam asbuton butir sangat sulit untuk memisahkan diri dari mineralnya, sehingga tidak bisa menyelimuti dan mengikat antar agregat yang ada. Dari percobaan kelarutan bitumen asbuton butir dengan minyak tanah yang dipanaskan pada 90oC selama satu jam, hanya sekitar 55% bitumennya yang larut. Dengan demikian bitumen asbuton butir tersebut tidak bisa bekerja efektif pada campuran beraspal sebagaimana halnya aspal keras.Hal ini ditunjukkan oleh bentuk keruntuhan campuran beraspal dengan asbuton butir pada pengujian stabilitas dengan alat Marshall yang terbelah menjadi dua bagian. Hal ini mempengaruhi kinerja campuran beraspal dan perkerasan tersebut dan perlu segera diatasi diantaranya melalui penggunaan produk asbuton ekstraksi, agar kinerja campuran beraspal dengan asbuton lebih baik serta pemanfaatan kekayaan alam berupa asbuton lebih efektif. Kata Kunci: Asbuton butir, Campuran beraspal, Pengujian Marshall, Ekstraksi, Stabilitas
- Indonesia has imported asphalt from other countries to meet the need for road construction and annual maintenance. Meanwhile in Buton Island, Southeast Sulawesi Province, there is natural asphalt known as asbuton that has been produced since 1926. Asbuton was produced in convensional granular asbuton with maximum granular size of 12.5 mm since 1987. In that case, pavement performance using convensional granular asbuton was unsatisfactory, its production was practically ceased in 1987. In the early 1990 granular asbuton has been reproduced in a smaller granular size, packed in the water proved plastic bagit was used either in the hot or cold asphalt mixes. This paper describes the laboratory research result on the properties of granular asbuton for hot mix in terms of the function of granular asbuton in the mixture. The failure of asphalt mix specimen with granular asbuton using Marshall test, the analysis of aggregate gradation resulted from granular asbuton addition in the mixture, material loosing by Cantabrian Method were also xamined. The experiments show that the bitumen in granular asbuton is difficult to separat e from its mineral so it cannot coat and bind the aggregates. The solubility experiment of granular asbuton using kerosene heated 90oC for one hour, only about 55% of bitumen was dissolved. Therefore, asbuton bitumen is functionally ineffective in asphalt mixture as petroleum bitumen. Consequently, it influences the performance of asphalt mix and pavements. It is proved that the bitumi nous mix failure using granular asbuton in marshall test was splitted into two parts. Considering the above result, asbuton extraction granular of asbuton should be developed and will be applied for achieving better performance of asphalt mix and for effective utilization of asbuton. Key Words : granular asbuton, bituminous mixes, Marshall test, extraction, stability