STRATEGI PENGUATAN IKNB MELALUI AUDIT TATA KELOLA DAN MANAJEMEN RISIKO TEKNOLOGI INFORMASI PADA USAHA START UP MENGGUNAKAN COBIT FRAMEWORK (STUDI KASUS OTORITAS JASA KEUANGAN)
Main Author: | Sonata, Fifin |
---|---|
Other Authors: | Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Medan |
Format: | Article info application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
BPSDMP KOMINFO Surabaya
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://jurnal.kominfo.go.id/index.php/komunika/article/view/1272 http://jurnal.kominfo.go.id/index.php/komunika/article/view/1272/798 |
Daftar Isi:
- Perkembangan sektor usaha rintisan/startup berbasis teknologi informasi (TI) dari tahun ke tahun semakin meningkat pesat. Karena itu saatnya OJK membutuhkan metode khusus yang digunakan untuk audit tata kelola dan manajemen risiko TI bisnis startup untuk dapat mengevaluasi, memanajemen dan menjamin pesatnya teknologi informasi dalam usaha rintisan/startup menjadi lebih kondusif dan kredibel. Salah satu metode yang digunakan untuk melakukan audit tata kelola dan manajemen risiko TI adalah COBIT (Control Objective for Information and Related Technology) Framework. COBIT framework berfungsi memberikan manajer, auditor, dan pengguna teknologi informasi dengan kumpulan umum tindakan, indikator, proses dan praktik terbaik untuk membantu usaha startup dalam memaksimalkankeuntungan yang diperoleh melalui penggunaan teknologi informasi dan berkembang sesuai IT Governance dan kontrol dalam sebuah perusahaan startup. COBIT yang diterapkan terhadap audit tata kelola teknologi informasi dan managemen risiko memberikan kebaruan bagi OJK dimana sebelumnya belum ada framework untuk startup yang dapat menunjang kerja audit tata kelola teknologi informasi beserta management risikonya. Dan yang dilakukan OJK masih sebatas audit managemen risiko pada intansi keuangan dan perbankan saja. Pada penelitian ini menggunakan model kuisioner terhadap 22 perusahaan startup dibawah naungan OJK. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa domain PO (Planning & Organizing), AI (Acquisition & Implementation), DS (Delivery & Support), dan ME (Monitoring and Evaluated) yang digunakan dalam COBIT terhadap 28 perusahaan berada pada level 2, yang artinya bahwa perusahaan telah memiliki pola yang berulangkali dilakukan dalam melakukan manajemen aktivitas terkait dengan tata kelola teknologi informasi, namun keberadaannya belum terdefinisi secara baik dan formal sehingga masih terjadi ketidakkonsistenan. Penelitian ini mempunyai dampak positif bagi OJK dan pelaku bisnis rintisan/startup. Selain itu, standar COBIT ini juga dapat memberikan masukan dan solusi bagi OJK untuk perbaikan pengelolaan TI di masa yang akan datang.