Daftar Isi:
  • Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas jagung ialahdengan pemupukan sesuai kebutuhan tanaman dan kondisi lahan.Umumnya lahan pengembangan jagung di Indonesia defisiensi haraN sehingga diperlukan tambahan N melalui pemupukan. Manajemenpemupukan N dilakukan dengan memadukan takaran, waktu dancara pemberian sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kondisi lahan.Takaran pupuk N untuk tanaman jagung hibrida dengan peluanghasil 9–13 t/ha adalah 160–260 kg N/ha untuk tanah dengan kadarC-organik rendah, 133–233 kg N/ha untuk tanah dengan kandunganC-organik sedang, dan 105–205 kg N/ha untuk tanah dengan kadarC-organik tinggi. Pupuk diberikan secara bertahap, yaitu setengahatau sepertiga dari takaran rekomendasi pada awal tanam (< 10 HST)dan sisanya pada 31–52 HST dengan dibenamkan di dalam tanah.Penggunaan pupuk N perlu mempertimbangkan faktor pembatashara lainnya, terutama P dan K. Oleh karena itu, kecukupan dankeseimbangan pemupukan N, P, dan K sangat penting dalammeningkatkan efisiensi pupuk N. Apabila menggunakan pupuk Norganikatau rotasi tanaman jagung dengan kacang-kacangan,penentuan takaran pupuk N-anorganik perlu mempertimbangkanN dari pupuk organik atau rotasi tanaman. Pemupukan N dapatmenyebabkan pencemaran udara akibat penguapan NH3, N2O, danNO serta pencemaran air tanah akibat pencucian NO3. Untukmengurangi dampak negatif tersebut, diperlukan manajemenpemupukan N yang komprehensif dan pemberian insentif bagipetani yang menggunakan pupuk N-organik, melakukan rotasijagung dengan tanaman kacang-kacangan, atau tumpang sari jagungdengan kacang-kacangan.