“Penjadwalan Job Dengan Menggunakan Heuristic Dispatching Rule Shortest Processing Time (SPT)” (studi kasus PT. Kemajuan Industrindo–Malang)
Main Author: | Riawan, Khadarudin |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2007
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/9706/1/Penjadwalan_Job_Dengan_Menggunakan_HeuristicDispatching_Rule_Shortest_Processing_Time.pdf http://eprints.umm.ac.id/9706/ |
Daftar Isi:
- PT. Kemajuan Industrindo, Malang adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, dimana produksinya dilakukan berdasarkan pesanan konsumen. Dalam pemrosesan produknya job yang datang lebih awal di mesin akan diproses lebih dulu atau dengan kata lain perusahaan menggunakan metode First Come First Serve (FCFS). Pada kegiatan produksinya perusahaan banyak mengalami kendala dari segi waktu. Pada stasiun kerja proses produksi, mesin banyak mengalami waktu menganggur (idle time) yang disebabkan oleh antrian pada sistem pemrosesan, hal ini dapat mengakibatkan target lamanya waktu proses pengerjaan produk yang ditentukan oleh pihak manajemen perusahaan tidak dapat dipenuhi oleh bagian produksi. Dan hal ini dapat pula memungkinkan tidak terpenuhinya pesanan konsumen sesuai waktu yang telah disepakati. Penelitian ini dilakukan pada pulper (mesin pengupas buah kopi) untuk menjadwalkan urutan pengerjaan job guna meminimumkan makespan, rata-rata kelambatan, dan biaya produksi. Digunakan Algoritma Heuristic Dispatching Rule Shortest Processing Time (SPT) yang diolah dengan bantuan Quantitative System (QS) berdasarkan matrix routing processing time. Dari data tersebut dapat ditentukan urutan pengerjaan job dan waktu proses produksi sehingga didapatkan total biaya produksi. Berdasarkan analisa data yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan, terjadi perubahan urutan pengerjaan job setelah memakai Algoritma Heuristic Dispatching Rule Shortest Processing Time. Dari perbandingan antara metode FCFS dengan metode SPT dapat dilihat bahwa SPT lebih baik, rata-rata selama 4 bulan perusahaan dapat menghemat makespan sebesar 2,17 jam, rata-rata keterlambatan sebesar 2,68 jam, dan total biaya produksi sebesar Rp. 1.156.633,46