PERANAN GURU DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKS PADA SISWA (STUDI KASUS DI SMA SEJAHTERA PRIGEN PASURUAN)

Main Author: SA’ADAH, ZUNIATI
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2007
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/9531/1/PERANAN_GURU_DALAM_MEMBERIKAN_PENDIDIKAN_SEKS_PADA_SISWA.pdf
http://eprints.umm.ac.id/9531/
Daftar Isi:
  • Dunia remaja adalah dunia yang penuh dengan perubahan. Berbagai aktivitasnya menjadi bagian dari perjalanan usia yang terus bertambah. Remaja yang memasuki masa pubertas sebagai masa pertumbuhan tulang-tulang (fisik) dan kematangan seksual menumbuhkan ketertarikan pada lawan jenis patut diwaspadai oleh orang tua, guru dan masyarakat karena Studi WHO menunjukkan hasil yang mencengangkan. Studi global kesehatan reproduksi dan seksual menunjukkan sejumlah penurunan dalam upaya peningkatan kesehatan reproduksi dan seksual. Kekhawatiran ini menjadi alasan kasus penyakit kelamin yang telah menyebar diseluruh dunia termasuk Indonesia The Global Sex Survey 2005 menunjukkan hasil penelitian bahwa remaja diseluruh dunia ratarata melakukan hubungan seks pertama kali pada usia 17,3 tahun. Orang India kehilangan keperawanan pada usia tertua dari semua negara (19,3 tahun) diikuti Vietnam (19,6 tahun), Indonesia (19,1 tahun) dan Malaysia (19 tahun). 2 Untuk wilayah Indonesia menyebutkan bahwa remaja sudah banyak melakukan hubungan seksual sejak usia 16 tahun. Survey yang mengambil diempat kota besar pada bulan Januari 2005 di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan dengan 450 responden dengan kisaran 1524 tahun menghasilkan 44% responden mengaku sudah pernah punya pengalaman seks di usia 1618 tahun. Tempat favorit untuk melakukan hubungan seks yaitu 40% di rumah, 26% di kos dan 26% dilakukan di hotel. 3 Perilaku remaja yang sering dijumpai dalam masyarakat saat ini adalah orientasi berpacaran yang telah berubah. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Yuni Astuti didapatkan data perilaku gaya berpacaran remaja masa kini tidak lagi menjadi orientasi utama untuk mencari pendamping hidup dikemudian hari melainkan sebagai having fun (kepuasan seksual), mengikuti trend, sebagai adu gengsi atau kebanggaan bila bisa melakukan lebih daripada itu. Fenomena diatas sangat menarik mengingat seiring derasnya arus globalisasi yang tidak seimbang pemberian informasi yang benar tentang seks bebas. Pergaulan bebas dan gaya hidup menjadi kambing hitam bagi tingginya angka hubungan seksual dan angka kehamilan remaja. Porsentase 40% remaja melakukan hubungan seks di rumah menunjukkan kegagalan kontribusi peranan orang tua di rumah. Alat reproduksi remaja secara fisiologis sudah berkembang secara optimal menyebabkan dorongan dan gairah seksual semakin kuat mengetahui seks melaui internet, televisi, industri musik, majalah, film, novel dan bentuk-bentuk media lain yang menjadi guru seks bagi remaja.