KONSTRUKSI MEDIA ATAS KEPUTUSAN PEMBEBASAN BERSYARAT TOMMY SOEHARTO (Analisis Framing Berita di Harian Jawa Pos Edisi 30 Oktober 12 November 2006)
Main Author: | Meidarwati, Kurnia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2007
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/9288/1/KONSTRUKSI_MEDIA_ATAS_KEPUTUSAN_PEMBEBASANBERSYARAT_TOMMY_SOEHARTO.pdf http://eprints.umm.ac.id/9288/ |
Daftar Isi:
- Sosok Tommy Soeharto merupakan tokoh yang banyak dikenal oleh masyarakat. Ia sebagai anak bungsu dari mantan Presiden Soeharto yang semasa menjabat menjadi Presiden terkenal dengan otoriternya. Ketika Tommy terkait dengan beberapa kasus pidana maka ia menjadi sorotan publik. Salah satu kasus yang mendapat perhatian sekaligus menimbulkan kontroversi adalah kasus pembebasan bersyarat yang diberikan padanya. Kontroversi kasus Tommy tersebut diberitakan di beberapa media cetak. Salah satu media cetak yang intens memberitakan kasus tersebut adalah harian Jawa Pos. Jumlah oplah yang dihasilkan Jawa Pos saat ini yaitu mencapai 360.000 eksemplar per hari, ini menjadi bukti bahwa Jawa Pos mendapatkan posisi di tengah masyarakat. Dengan latar belakang tersebut maka rumusan masalah penelitiannya adalah bagaimana frame Jawa Pos terhadap kasus pembebasan bersyarat Tommy Soeharto melalui konstruksi struktur framing. Berita dalam pandangan Konstruksi sosial bukan merupakan fakta yang riil. Berita adalah produk interaksi wartawan dengan fakta. Dalam pandangan konstruksionis media adalah agen yang secara aktif menafsirkan realitas untuk disajikan kepada khalayak, sehingga berita yang dihasilkan merupakan hasil konstruksi dari wartawan dan orangorang yang tergabung dalam media. Pembuatan berita oleh media menurut Shoemaker dan Resse dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu ; (1). faktor pekerja media, faktor ini berhubungan dengan latar belakang dari pekerja media tersebut. (2). faktor rutinitas media, rutinitas membentuk lingkungan di sekitar tempat dimana para pekerja media bekerja. (3). faktor organisasi media, pada faktor ini kekuatan organisasi media dan pemilik, sangat menentukan kebijakan media. (4). faktor pengaruh diluar organisasi media, kelompok kepentingan yang memiliki modal besar dapat mempengaruhi isi berita. Pihak yang cenderung mempengaruhi isi berita dalam media adala pengiklan. (5). faktor ideologi media, faktor ideologi yang dianut oleh media tersebut sangat mempengaruhi isi berita. Penelitian ini menggunakan metode analisis framing. Metode ini digunakan untuk membedah caracara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan atau pertautan fakta kedalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, atau lebih diingat untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai prespektif media. Ruang lingkup penelitian ini adalah berita pada harian Jawa Pos dengan rincian 13 berita. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menganalisis teks dan foto beritaberita Jawa Pos, kemudian data yang sudah terkumpul dianalisis secara interpretatif oleh peneliti dengan menggunakan perangkat framing model Pan dan Kosicki. Analisis model ini menggunakan empatstruktur teks berita yaitu : struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik dan struktur retoris, dan hasilnya disajikan secara deskriptif. Dari hasil penelitian maka unsur sintaksis menunjukkan sebagian besar lead dalam berita Jawa Pos bernada positif. Berita tersebut juga cenderung menampilkan kutipan dari narasumber yang menjelaskan pembebasan bersyarat yang diberikan pada Tommy sah atas dasar hukum dan orangorang dekat Tommy yang memberikan penilaian positif. Frame Jawa Pos pada unsur skrip banyak menampilkan who dari kalangan hukum dan teman bisnis Tommy. Unsur why sebagai bentuk frame yang menunjukkan penjelasanpenjelasan kasus Tommy mempengaruhi interpretasi khalayak untuk menganggap kasus Tommy sebagai hal yang wajar. Unsur tematik Jawa Pos cenderung menampilkan detil informasi yang lengkap pada tematema yang berkaitan dengan sahnya pemberian keputusan pembebasan bersyarat dan tidak adanya pencekalan terhadap Tommy setelahnya. Unsur retoris didominasi katakata yang bermakna lebih halus bagi Tommy seperti pada berita tanggal 30 Oktober pada kata lelananing jagat. Pemberian predikat pada sebagian besar berita seperti Pangeran Cendana, Bos Humpuss, dan anak mantan penguasa orde baru juga sebagai bentuk pemaknaan bahwa Tommy adalah orang nomer satu. Dari 13 berita tersebut hanya 2 berita yang sekiranya cenderung menampilkan berita negatif tentang Tommy. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Jawa Pos pada edisi 30 – 12 November 2006 dapat ditarik kesimpulan bahwa frame Jawa Pos cenderung memandang kasus Tommy sebagai kasus Hukum biasa dan mendukung keputusan pembebasan bersyarat yang diberikan pada Tommy. Frame Jawa Pos juga ingin menampilkan sosok Tommy sebagai pribadi yang baik ditengah keluarga besarnya dan pebisnis yang hebat. Kesimpulan ini juga menunjukkan bahwa Jawa Pos memihak Tommy Soeharto.