ANALISIS POSITIONING BIOSKOP BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN DI MALANG (Studi Pada Bioskop Dieng, Mandala, dan Matos)

Main Author: Winarto, Winarto
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2007
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/8160/1/g.pdf
http://eprints.umm.ac.id/8160/
Daftar Isi:
  • Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian survey, dengan judul ”Analisis Positioning Biosskop Berdasarkan Persepsi Konsumen Di Malang (Studi Pada Bioskop Dieng, Mandala, dan Matos)”. Tujuan ini penelitian ini adalah untuk mengetahui peta persepsi konsumen tentang positioning bioskop Dieng, Mandala, dan Matos, dan untuk mengetahui strategi repositioning yang tepat bagi bioskop yang berada pada posisi terbawah. Alat ytang dipakai dalam pengumpulan data dalam penenlitian ini adalah kuisioner tertutup yang diisi oleh respinden dengan cara mengisi dan memberi tanda tertentu pada jawaban yang dipilih. Data yang diperoleh dalam penelitian bersifat kualitatif, kemudian dari data tersebut diubah menjadi data kuantitatif dengan menggunakan skala linkert. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis faktor dan Multidimesional Scalling. Hasil analisis menunjukkan bahwa persepsi konsumen tentang positioning menunjukkan bioskop Matos dipersepsikan oleh penontonnya memili keunggulan pada variabel: kebersihan gedung bioskop, kemudahan dalam pembelian tiket, fasilitas yang dipasang cukup banyak disetiap studio, penggunaan teknologi canggih, dan suasana aman dan nyaman saat menonton bioskop. Sedangkan keunggulan yang dimiliki oleh bioskop Mandala adalah penataan ruangan, kualitas audio (sound system). Dan pada bioskop Dieng keunggulan yang dimiliki adalah tersedianya film-film terbaru, tempat parkir yang aman dan nyaman, fasilitas toilet yang bersih, penampilan karyawan bioskop yang rapi, customer service yang siap sedia melayani konsumen. Peta persepsi tersebut menunjukkan ke 3 bioskop tersebut terletak pada kuadran yang berbeda. Repositioning harus dilakukan oleh bioskop Mandala yang berada pada kuadran atau urutan paling akhir. Berdasarkan kesimpulan hasil analisis, penulis dapat memberikan saran pada bioskop yang berada di posisi terbawah yakni Bioskop Mandala. Langkah yang harus dilakukan manajemen Bioskop Mandala adalah menerapkan strategi yang tepat dalam menghadapi pesaing-pesaingnya antara lain dengan cara menambah penawaran atas jasa yang diberikan kepada konsumen (penonton) dan meningkatkan kualitas terhadap jasa yang diberikan kepada konsumen (penontonnya). Sedangkan untuk memposisikan merek adalah suatu proses yang berlangsung secara terus menerus dan berkelanjutan. Oleh karena itu bagi manajemen masing-masing bioskop harus selalu memantau posisi produknya setiap saat dan melakukan inovasi secara kontinyu (terus menerus) untuk menjaga agar posisi/namanya tetap bertahan di benak konsumen. Karena keunggulan/keunikan yang dimiliki sekarang bisa tidak unggul/unik lagi karena banyak pihak lain yang memilikinya.