ANALISIS KONDISI PERMODALAN BANK SESUDAH DAN SEBELUM DIVESTASI (BankMandiri, BRI, BNI, Dan BCA)
Main Author: | ERISTIKASARI, IKHMAWATI |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2007
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/5921/1/ANALISIS_KONDISI_PERMODALAN_BANKSESUDAH_DAN_SEBELUM_DIVESTASI.pdf http://eprints.umm.ac.id/5921/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini merupakan studi pada bank yang divestasi dengan judul “Analisis Kondisi Permodalan Bank Sebelum dan Sesudah Divestasi (BCA, Bank Mandiri, BNI, BRI)” dengan permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah Bagaimana kondisi permodalan bank sesudah dan sebelum divestasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi permodalan bank sesudah dan sebelum divestasi dilihat dari aspek permodalan, dan uji beda. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio permodalan yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Primary Ratio, dan mengunakan uji t sampel independen yang menggunakan uji non parametrik dua sempel independent. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa, secara keseluruhan rasio CAR pada keempat bank sesudah divestasi tersebut mengalami perubahan. Dimana setelah divestasi BCA mengalami penurunan yaitu pada tahun 2003 dan 2004 sebesar 38,33% dan 30,95%, hal ini dikarenakan peningkatan jumlah modal tidak berimbang dengan peningkatan ATMR, dimana peningkatan ATMR lebih tinggi daripada peningkatan jumlah modal. Sedangkan pada Bank Mandiri,BNI, BRI mengalami penurunan dan kenaikan. Primary Ratio pada keempat bank sesudah divestasi juga mengalami fluktuasi, khususnya pada Bank Mandiri, BNI, BRI. Pada BCA primary ratio setelah divestasi mengalami penurunan dimana pada waktu divestasi pada tahun 2002 sebesar 9,82%,sedangkan pada tahun 2003 dan 2004 sebesar 9,50% dan 9,36%. Hal ini disebabkan kerena kenaikan modal yang dimiliki tidak seimbang dengan kenaikan total asset yang dihasilkan oleh bank. Modal yang besar akan dapat mempengaruhi jumlah perolehan laba dan modal yang terlalu kecil akan membatasi kemampuan ekspansi bank yang juga akan mempengaruhi penilaian khususnya para deposan debitur dan juga pemegang saham bank. Sedangkan uji beda disimpulkan bahwa rata-rata CAR sebelum dan sesudah divestasi tidak mengalami perbedaan atau tidak signifikan. Hal ini disebabkan karena signifikan >α (0,529>0,10), maka Ho diterima. Pada primary ratio Ho ditolak karena signifikan <α (0,06<0,10). Sehingga primary ratio setelah divestasi mengalami peningkatan dari pada sebelum divestasi. Sedangkan pada permodalan Ho ditolak yang berarti rata-rata Permodalan sebelum dan sesudah divestasi ada bedanya. Hal ini 0,10) maka Ho ditolak, sehingga (0,03 dikarenakan signifikan Permodalan setelah divestasi mengalami kenaikan daripada sebelum divestasi Alasan kenapa CAR tidak signifikan karena salah satu bank yaitu BCA mengalami penurunan yang disebabkan peningkatan ATMR tidak sebanding dengan peningkatan modal.