PENGARUH EKSTRAK JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum Theilade) TERHADAP KADAR IFN- γ (Interferon Gamma) TIKUS PUTIH JANTAN STRAIN WISTAR (Rattus Novergicus L.) YANG DIINDUKSI DENGAN PIRAZINAMID, LEVOFLOKSASIN DAN ETAMBUTOL
Daftar Isi:
- Latar Belakang: Penggunaan antibiotik seperti obat levofloksacin, pirazinamid, etambutol sering dikomsumsi terutama pada pasien tuberkulosis. Ketika dikomsumsi secara berulang obat ini memiliki toksisitas tinggi sehingga dapat menyebabkan inflamasi yang bisa kita lihat melalui ekspresi IFN-γ. Jahe merah mengandung zat aktif gingerol, shagaol, dan zingerone yang diketahui memiliki potensi sebagai antiinflamasi. Tujuan: Mengetahui pengaruh ekstrak jahe merah terhadap kadar IFN-γ pada tikus putih strain wistar yang diinduksi dengan pirazinamid, etambutol dan levofloksasin. Metode: True experimental research dengan pendekatan post test control group design yang dibagi menjadi 5 kelompok (kontrol negatif, kontrol positif, jahe dosis 100mg/kgBB, 200mg/kgBB dan 400mg/kgBB). Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling. Setiap kelompok berisi 3 ekor tikus yang diberi perlakuan selama 28 hari. Darah sampel diambil melalui jantung dan diukur menggunkan tes ELISA kemudian dianalasis menggunakan One Way Annova, Post Hoc Bonferroni, dan Uji Regresi. Hasil dan Diskusi: Rerata kadar IFN-γ kelompok K- (25,86), K+ (48,79); JI (36,63); JII (33,58); JIII (35,13). Uji Anova didapatkan perbedaan signifikan kadar IFN-γ tiap kelompok (p=0,000). Uji post hoc Bonferroni membuktikan terdapat perbedaan signifikan antara kelompok control dan perlakuan (p<0,05). Uji regresi membuktikan bahwa ekstrak jahe merah memiliki pengaruh sebesar 85% terhadap penurunan kadar IFN-γ. Jahe merah memiliki potensi sebagai antiinflamasi sehingga terjadi penurunan kadar IFN-γ pada kelompok perlakuan lebih tinggi dibanding kelompok kontrol positif. Kesimpulan: Ekstrak jahe berpengaruh secara signifikan terhadap kadar IFN-γ