Daftar Isi:
  • Sejak era reformasi 1998 bangsa Indonesia menunjukkan indikasi krisis karakter. Ada dua masalah yang terjadi pada bangsa saat ini, yaitu masalah sosial dan masalah kebangsaan. Secara formal pendidikan di Indonesia mencoba memformulasikan pendidikan karakter pada mata Pelajaran Agama dan Budi Pekerti, akan tetapi hasilnya belum efektif untuk penginternalisasian nilai-nilai karakter bagi peserta didik. Menghindari cara-cara konvensional pelaksanaan pendidikan karakter, SMAN 3 Malang menyelenggarakan Bedhol Bhawikarsu. Tujuan penelitian untuk: mendeskripsikan dan memahami alasan SMAN 3 menyelenggarakan pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Islam melalui Bedhol Bhawikarsu, mendeskripsikan dan menganalisis desain model, implementasi model, serta implikasi Bedhol Bhawikarsu sebagai model pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Islam terhadap peserta didik. Pendekatan penelitian adalah kualitatif, jenis penelitian studi kasus, teknik pengumpulan data: wawancara, observasi partisipasi, dan studi dokumentasi. Data yang dihasilkan dianalisis dengan model deskriptif dengan langkah-langkah: koleksi data, kondensasi data, menyajikan data, dan kesimpulan. Agar keabsahan data dapat dipertanggungjawabkan, maka dilakukan: perpanjangan masa pengamatan, pengamatan yang terus menerus, triangulasi, dan mengadakan member check. Kesimpulan penelitian: (1) Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Islam tidak cukup dilaksanakan di ruang kelas sekadar diajarkan melalui mata pelajaran termasuk mata pelajaran pendidikan agama dan budi pekerti. Penyelenggaraan Bedhol Bhawikarsu menjadi salah satu solusi model pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Islam tersebut; (2) Pada penyelenggaraan Bedhol Bhawikarsu peserta didik tidak hanya sebagai peserta, melainkan juga menjadi bagian dari aktor yang bebas berkreativitas, karena berbagai aktivitas/kegiatan ditentukan oleh kesepakatan antar peserta didik; (3) Kegiatan Bedhol Bhawikarsu dirancang selain sebagai outdoor learning yang menyenangkan, juga diimplementasikan untuk kemanfaatan masyarakat; (4) Sinergisitas antara pendidik dengan pesera didik berimplikasi pada prilaku peserta didik yang lebih baik. Mereka saling menghargai, lebih akrab antar peserta didik. Mereka yang semula menganggap para pendidik itu serem, menakutkan dan kaku berubah menjadi rileks, penuh persahabatan.