PERKUMPULAN PRA MUHAMMADIYAH (3)Ihyaus Sunnah

Main Author: MU’ARIF, MU’ARIF
Format: Article PeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: Suara Muhammadiyah , 2010
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/4992/1/013.pdf
http://eprints.umm.ac.id/4992/
Daftar Isi:
  • Jika umat Islam di Yogyakarta pada awal abad 20 masih sangat kuat berpegang pada tradisi kejawen sehingga takhayul, bid’ah, dan khurafat menjadi fenomena yang marak, begitu juga keadaan umat Islam di Jawa Timur. Para ulama masih kolot memahami perkembangan zaman sehingga citra Islam begitu rendah di mata kaum terpelajar bumi putera. Dalam kondisi umat Islam di Jawa Timur yang tengah terbelakang itulah, KH Mas Mansur pulang ke Tanah Air pada tahun 1915. KH Mas Mansur putra KH Mas Ahmad Marzuqi, lahir pada 25 Juni 1896 di Surabaya. Dia berasal dari keturunan bangsawan Astatinggi Sumenep, Madura. Di samping belajar agama kepada ayahnya sendiri, dia pernah belajar di Pondok Pesantren Sidoresmo, Pondok Pesantren Demangan, (Bangkalan), dan Pondok Pesantren Termas. Selama di Mesir Mas Mansur belajar di Perguruan Tinggi Al-Azhar pada Syaikh Ahmad Maskawih. Kondisi sosial-politik di Mesir sedang tumbuh lewat gerakan kebangkitan nasional dan pembaruan Islam. Banyak tokoh memupuk semangat rakyat Mesir, baik melalui media massa maupun pidato (Saleh Said, 1952: 6).