Potret Kehidupan Pelacur dalam Film (Studi Semiotik Pada Film Telegram Karya Slamet Raharjo)
Main Author: | Cahyono, Agung |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2007
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/4703/1/Potret_Kehidupan_Pelacur_dalam_Film1.pdf http://eprints.umm.ac.id/4703/ |
Daftar Isi:
- Slamet Raharjo merupakan salah satu sutradara senior yang ada di Indonesia dan sangat perduli akan tematema sosial. Itu dapat dilihat dari film hasil karyanya seperti Marsinah, Ponirah Terpidana, dan Telegram. Apa yang di ekspresikan lewat karyakaryanya Slamet Raharjo berusaha untuk membuka pandangan dunia tentang konisi masyarakat Indonesia yang penuh dengan problematika sosial dan kemiskinan. Salah satu film yang menonjol dan penuh dengan kritik sosial adalah film Telegram. Film ini mengisahkan tentang kegelisahan seorang jurnalis, yang akhirnya membuat dia melarikan diri kedunia khayal dan pergi melacur sebagai wujud kekecewaannya. Didalam film ini pelacuran menjadi bagian dari kehidupan tokoh utama, dan di film ini banyak mengisahkan bagaimana potret kehidupan pelacur dalam film Telegram, sehingga tujuan dari penelitian dari fulm ini adalah untuk memaknai tandatanda yang terdapat dalam film Telegram sehingga dapat mendiskripsikan tentang potret kehidupan pelacur dalam sebuah film. Film merupakan media komunikasi yang terbentuk dari kombinasi antara penyampaian pesan melalui gambar bergerak yang dihasilkan dari pemanfaatan teknologi kamera, pencahayaan, warna dan suara. Unsur tersebut dibuat dengan latar belakang alur cerita yang mengandung pesan yang disampaikan oleh komunikator, dalam hal ini komunikator adalah sutradara. Bagaimana, bilamana dan dalam kombinasi yang bagaimana pesan diekspresikan melalui gambar, dialog, suara, warna, sudut pengambilan dan musik oleh sutradara, bagaimana adegan adegan dirangkaikan satu sama lain beserta lambanglambang yang dipergunakan ditentukan sehingga pesan dapat dipahami oleh khalayak penonton. Untuk mengungkap makna tandatanda yang terdapat dalam sebuah film, maka dilakukan studi semiotik yang mengacu pada teori semiologi Roland Barthes. Teori semiologi Roland Barthes mengenal adanya dua makna tanda, yaitu denotasi dan konotasi. Pembahasan tentang makna dilakukan secara lebih jelas dan mengalami pengembangan pada tahap konotasi. Selain itu, Barthes juga melihat aspek lain dari penandaan yang disebutnya sebagai mitos. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi semiotik, yaitu metode analisis untuk mengkaji makna tandatanda dari suatu kebudayaan. Teori Barthes merupakan acuan utama dalam pelaksanaan analisis. Tipe penelitian adalah tipe deskriptif. Sedangkan yang menjadi unit analisis pada penelitian ini adalah scene yang dalam menggambarkan kehidupan pelacur. Dari alasan melacur, keinginan maupun resiko yang dihadapi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat dan membaca rekaman gambar,suara, dialog serta melakukan pencatatan terhadap teknik pengambilan gambar properti dan latar. Analisis data dilakukan dengan memakai dua tahap pemaknaan, yaitu dimaknakan denotatif dan konotatif yang selanjutnya pada tahap terakir memunculkan mitos yang tersirat dalam pembungkus tanda. Dari hasil penelitian, kesimpulan yang didapat adalah bahwa film Telegram, terdapat banyakpotret kehidupan pelacur. Antara lain kekerasan sering dialami oleh para pelacur dalam menjalani profesinya, Penyebab pelacuran banyak didasarkan oleh alasan ekonomi, kemiskinan dan banyaknya pengangguran berimbas pada eksistensi perempuan pada masyarakat miskin, dan akhirnya mereka, menjadi tulangpunggung untuk mengatasi kemiskinan dengan cara cepat, yaitu dengan melacurkan diri. Selain itu faktor psikis juga menjadi penyebab orang menjadi pelacur yaitu dengan adanya kelainan psikologis yang mereka derita. Minuman beralkohol, rokok, obatobatan maupun penyakit seksual ternyata telah menjadi bagian dari kehidupan mereka dan dianggap biasa. Pelacur mempunyai rasa solidariatas dan empati yang tinggi terhadap sesama pelacur, sikap setia kawan ditunjukan oleh mereka. Dan pelacuran ternyata terkait erat dengan fisik seseorang, fisik semakin tua pekerjaan melacurpun berkurang atau berhenti.