PEMAKNAAN BUDAYA LOKAL MADURA DI PROGRAM TELEVISI NASIONAL (Analisis Resepsi Tentang Program Indonesia Bagus NET TV pada Kalangan Mahasiswa Madura di Malang)

Main Author: HAFIQI, ABDUSSALAM
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/46002/1/jiptummpp-gdl-abdussalam-46605-1-cover.pdf
http://eprints.umm.ac.id/46002/2/jiptummpp-gdl-abdussalam-46605-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/46002/3/jiptummpp-gdl-abdussalam-46605-3-babii.pdf
http://eprints.umm.ac.id/46002/4/jiptummpp-gdl-abdussalam-46605-4-babiii.pdf
http://eprints.umm.ac.id/46002/
Daftar Isi:
  • Tayangan Indonesia Bagus NET TV merupakan tayangan dokumenter televisi yang membahas tentang kebudayaan daerah di seluruh Indonesia. Pada salah satu episode “Sumenep Madura” terjadi pro-kontra mengenai budaya lokal Madura yang ditampilkan. Khalayak berpendapat bahwa ada beberapa budaya yang ditampilkan tidak sesuai dengan budaya Madura sebagaimana mestinya. Seperti yang ada di kolom komentar akun resmi youtube milik Indonesia Bagus NET TV pada episode “Sumenep Madura”. Kritik ditujukan pada penggunaan bahasa Madura pada narasi dan kegiatan “carok”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemaknaan dan posisi khalayak terhadap budaya lokal Madura dalam tayangan Indonesia Bagus di Net TV pada episode “Sumenep Madura” di kalangan mahasiswa Madura. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis resepsi dan menggunakan model analisis pemaknaan khalayak, Stuart Hall. Hasil penelitian menemukan bahwa dalam tayangan Indonesia Bagus NET TV, subjek penelitian memaknai bahasa Madura yang dipakai kurang relevan dengan kenyataan yang terjadi di kalangan masyarakat Madura. Beberapa bahasa Madura yang dipakai cenderung tidak bisa diterima oleh subjek karena masih sangat kaku dan kurang natural. Sedangkan untuk kegiatan “carok”, subjek meyakini jika kegiatan ini bukan budaya Madura karena bersifat negatif dan merugikan diri sendiri dan orang lain. Subjek penelitian disebut sebagai khalayak aktif yang terbagi menjadi 2 posisi. Yang pertama Negotiated positions, artinya subjek/khalayak tidak sepenuhnya setuju dengan penulis (komunikator) dalam memaknai budaya lokal Madura dalam tayangan tersebut. Khalayak masih bisa menerima pesan yang disampaikan yang berupa budaya lokal Madura, tapi dalam kondisi-kondisi tertentu saja. Adapun yang masuk dalam kategori ini antara lain Subjek 1, Subjek 3 dan Subjek 5. Sedangkan posisi yang kedua adalah Oppositional positions. Maksudnya khalayak tidak sependapat atau menentang isi pesan teks media yang ditampilkan penulis (komunikator). Adapun yang masuk dalam kategori ini antara lain Subjek 2 dan Subjek 4.