NEGOSIASI IDENTITAS ANTARA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN MASYARAKAT LOKAL (Studi Pada Mahasiswa UMM Asal Papua dan Ambon dengan Mahasiswa UMM Asal Daerah Malang Raya)

Main Author: PRAMULYANTI, AMYNINDYA
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/45996/1/jiptummpp-gdl-amynindyap-45329-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/45996/2/jiptummpp-gdl-amynindyap-45329-2-bab1.pdf
http://eprints.umm.ac.id/45996/3/jiptummpp-gdl-amynindyap-45329-3-bab2.pdf
http://eprints.umm.ac.id/45996/4/jiptummpp-gdl-amynindyap-45329-4-bab3.pdf
http://eprints.umm.ac.id/45996/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini mendeskripsikan proses negosiasi identitas pada mahasiswa UMM asal Papua dan Ambon dengan mahasiswa UMM asal daerah Malang Raya. Dimana individu maupun kelompok melakukan proses negosiasi identitas terdapat proses interaksi dalam lingkup budaya tertentu dan akan terjadi konsep diri serta adanya kenyamanan identitas dan mendukung persahabatan yang akrab. Perbedaan budaya yang berbeda menuntut mahasiswa asal Papua dan Ambon dapat menegosiasikan identitas dengan kondisi masyarakat di Malang, selain itu adanya prasangka yang terdapat pada masyarakat luas khususnya di daerah Malang sangat berpengaruh pada proses negosiasi identitas dalam komunikasi antarbudaya. Mahasiswa asal Papua dan Ambon melakukan komunikasi dengan proses negosiasi identitas seperti bahasa dan perilaku pada nilai budaya yang berbeda. Dalam hal ini, menimbulkan kemungkinan untuk mempertahankan identitas yang dimiliki atau ada kemungkinan untuk tidak menonjolkan identitas budaya yang dimiliki karena ada keinginan untuk mempelajari budaya di daerah perantauannya. Proses negosiasi identitas dikatakan berhasil jika mahasiswa asal Papua dan Ambon dengan mahasiswa asal daerah Malang raya merasa dipahami, dan dihargai serta adanya komunikasi yang efektif antara kedua belah pihak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif dengan dasar penelitian natural. Terdapat sembilan subjek penelitian yaitu empat mahasiswa asal Ambon dan lima mahasiswa asal Papua yang menjadi subjek penelitian, sedangkan lima informan penelitian yang merupakan mahasiswa asal Malang dengan penentuan subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling yang dipilih berdasar kriteria khusus. Proses pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan menggunakan teori negosiasi identitas, akomodasi, adaptasi budaya, dan interkasi budaya serta hal-hal yang diperhatikan dalam melangsungkan komunikasi antarbudaya. Teknik analisis data yang digunakan adalah Miles dan Huberman ( pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan) dengan uji keabsahan menggunakan uraian rinci. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori negosiasi identitas menurut Ting Toomey, dikutip (Little John dan Foss (2011:133) yang dilakukan oleh mahasiswa UMM asal Papua dan Ambon dengan mahasiswa UMM asal Malang Raya. Dimana semua subjek pada penelitian ini menggunakan bahasa Indonesia dalam melakukan komunikasi. Subjek menegosiasikan identitas dengan cara memodifikasi bahasa dan perilaku. Selain itu subjek dapat mengetahui dan paham mengenai adanya perbedaan budaya, serta sadar untuk dapat menerima kebudayaan yang berbeda. Beberapa simbol identitas digunakan oleh para subjek untuk menunjukkan kebanggaan akan identitas asalnya seperti tas noken yang berasal dari Papua dan kain merah yang berasal dari Ambon. Hasil dari negosiasi identitas ini para subjek, tidak ada menentang pada lingkungan budaya baru, semua subjek memiliki keinginan untuk mempelajari budaya Malang, serta mementingkan nilai kesopanan dan adanya rasa dihargai, dihormati, dan keakraban dengan mahasiswa asal Malang.