POLA KOMUNIKASI IBU SINGLE PARENT DENGAN KEMATANGAN EMOSI REMAJA (Studi pada Keluarga Single Parent di Desa Bulukerto RW 04 Kecamatan Bumiaji Kota Batu)

Main Author: Agisya D, Puspitasari
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/45804/1/jiptummpp-gdl-puspitasar-45793-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/45804/2/jiptummpp-gdl-puspitasar-45793-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/45804/3/jiptummpp-gdl-puspitasar-45793-3-babii.pdf
http://eprints.umm.ac.id/45804/4/jiptummpp-gdl-puspitasar-45793-4-babiii.pdf
http://eprints.umm.ac.id/45804/
Daftar Isi:
  • Ibu single parent yang memiliki anak di usia remaja sangat tidak mudah, sebab memiliki dua peran sekaligus serta harus mendampingi remaja pada proses pertumbuhannya, maka pola komunikasi dibangun dengan remaja memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan pola pengasuhan yang diberikan oleh ibu single parent selaku orang tua tunggal dan tentunya memberikan dampak pada anak dalam melakukan intepretasi atas makna ditangkap oleh anak. Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang muncul adalah: Bagaimana pola komunikasi ibu single parent dengan kematangan emosi remaja?. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pola komunikasi ibu single parent dengan kematangan emosi remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya yaitu deskriptif yang mana membahas mengenai pola komunikasi ibu single parent dengan kematangan emosi remaja yang mana menggambarkan apa yang terjadi pada subjek penelitian tanpa adanya distribusi angka. Sampel dalam penelitian ini memiliki kriteria sebagai berikut: 1) Wanita berstatus single parent karena cerai hidup atau cerai mati. 2) Lama perceraian minimal 2 tahun. 3) Memiliki dokumen resmi berupa surat cerai hidup maupun mati. 4) Memiliki anak yang berusia remaja yaitu antara 13 – 18 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi yang digunakan oleh salah satu ibu singleparent adalah pola komunikasi seimbang terpisah atau balance split pattern, dimana masih terlihat jarak kedekatan dalam berkomunikasi antara ibu dan remaja. Sedangkan keempat ibu single parent sebagai subyek penelitian adalah sama yaitu menggunakan pola komunikasi persamaan (Equality Pattern), yakni tiap individu membagi kesempatan komunikasi secara merata dan seimbang sehingga remaja memiliki kematangan emosi yang baik, seperti stabilitas emosi, mengekspresikan emosi sesuai keadaan dan pada tempatnya, mengendalikan emosi dengan cara saling pengertian dan terbuka, aspek sosial juga dapat bergaul dengan orang lain tidak minder dengan masalah keluarga dan aspek interest mampu mengembangkan diri ke arah yang lebih baik.