Daftar Isi:
  • Organisasi dapat digunakan sebagai alat untuk menyampaikan wacana gender. Misalnya organisasi perempuan sangat penting dan selalu relevan untuk diperjuangkan secara serius melalui upaya-upaya yang komprehensif, sistematis, dan berkesinambungan untuk memberdayakan perempuan. Banyak upaya yang dapat dilakukan secara bersama-sama dalam rangka membantu pemberdayaan kaum perempuan. Hal ini didasari dari kehidupan di pedesaan masih menganggap bahwa kaum perempuan sebagai pelengkap dalam rumah tangga. Salah satu yang merepresentasi hal tersebut adalah yang dilakukan organisasi Aisyiyah cabang Bumiaji dalam pemberdayaan perempuan. Fokus penelitian ini selain mengungkap peran Aisyiyah dalam memberdayakan perempuan, juga mengungkap hambatan serta faktor pendukung dalam proses pemberdayaan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data primer diambil dari proses wawancara dan observasi sementara data sekunder diambil dari proses dokumentasi. Teknik pemilihan subjek dilakukan secara purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yakni sumber data yang dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, sehingga mempermudah peneliti dalam memahami situasi sosial yang sedang diteliti. Subjek terpilih di antaranya Ketua Aisyiyah Bumiaji, pengurus, anggota serta objek yang diberdayakan. Teknik analisa data menggunakan analisa deskriptif sementara teknilk validitas data menggunakan metode triangulasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Teori Struktural Fungsional dengan skema AGIL dari Talcot Parsons. Menurut Talcott Parosn fungsi-fungsi tertentu yang harus dipenuhi agar ada kelestarian sistem, yaitu adaptasi, pencapaian tujuan, integrasi dan keadaan latent. Empat persyaratan fungsional yang mendasar tersebut berlaku untuk semua sistem yang ada. Berkenaan hal tersebut di atas, empat fungsi tersebut terpatri secara kokoh dalam setiap dasar yang hidup pada seluruh tingkat organisme tingkat perkembangan evolusioner. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh Aisyiyah cabang Bumiaji terbagi atas dua bidang, yang pertama di bidang kesehatan dan yang kedua di bidang ekonomi. Pemberdayaan di Bidang Kesehatan dengan melaksanakan cek kesehatan dan pengobatan gratis, sosialisasi penyakit berbahaya bagi perempuan dan sosialisasi narkoba. Pemberdayaan di Bidang Ekonomi terbagi atas pemberdayaan di Rumah Terampil dan pemberdayaan di Kelompok Tani Mawar. Pemberdayaan di Rumah Terampil dilakukan dengan pelatihan-pelatihan di antaranya pelatihan membuat kue, membuat sovenir, fotografi, membuat mahar, menjahit, dan lain-lain. Pemberdayaan dalam Kelompok Tani Mawar merupakan pemberdayaan bagi ibu-ibu yang telah mandiri secara keterampilan dengan membuat produk olahan makanan. Faktor pendukung kegiatan pemberdayaan adalah adanya partner dalam melakukan kerja sama, adanya bantuan dari pemerintah setempat serta adanya dukungan keluarga. Sementara faktor penghambat di antaranya adanya anggota yang kurang aktif, adanya anggota yang merasa sudah pintar sehingga tidak mau belajar, dan belum adanya ijin resmi dari pemerinta untuk produk dari Kelompok Tani Mawar.