KONFLIK ORGANISASI NAHDLATUL WATHAN DI LOMBOK TIMUR (Studi Pada Pengurus Dan Jama’ah Nahdlatul Wathan)
Main Author: | HARUN, ROSMALI |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/44198/1/jiptummpp-gdl-rosmalihar-51653-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/44198/2/jiptummpp-gdl-rosmalihar-51653-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/44198/3/jiptummpp-gdl-rosmalihar-51653-3-babii.pdf http://eprints.umm.ac.id/44198/4/jiptummpp-gdl-rosmalihar-51653-4-babiii.pdf http://eprints.umm.ac.id/44198/ |
Daftar Isi:
- Agama menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya konflik, adanya perbedaan dalam hal penghayatan, pengajaran dan pengamalan dalam beragama menjadi pemicu konflik. Konflik agama dapat berupa konflik eksternal yaitu konflik antara penganut agama yang satu dengan penganut agama yang lainnya maupun konflik internal sesama penganut satu agama. Konflik internal dalam satu agama terjadi karena adanya beberapa sekte-sekte maupun organisasi-organisasi dalam suatu agama. Konflik yang terjadi di Lombok Timur antara satu organisasi yaitu organisasi Nahdlatul Wathan merupakan salah satu konflik internal dalam organisasi agama Islam. Konflik terjadi sejak tahun 1998 antara kubu Nahdlatul Wathan Pancor dengan kubu Nahdlatul Wathan Anjani. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa konflik antara kubu Nahdlatul Wathan Pancor dan kubu Nahdlatul Wathan Anjani menimbulkan berbagai dampak kepada pengurus dan jama’ah. Dampak konflik tersebut adalah dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yaitu persaingan pembangunan pondok pesantren berdampak pada peningkatan kualitas dan kuantitas lembaga pendidikan di Lombok Timur. Sedangkan dampak negatif diantaranya persaingan di bidang politik, persaingan dalam kegiatan keagamaan dan organisasi, persaingan kinerja para pengururs, terjadinya sentimen sosial dan perubahan-perubahan relasi sosial dalam masyarakat. Dampak dari konflik tersebut memunculkan berbagai persepektif di antara jamaÂ’ah dan pengurus diantaranya muncul stigma yang negatif, para jama’ah dari kedua kubu menjadi apatis serta menjadikan masyarakat skeptis terhadap tokoh-tokoh organisasi. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Deskriptif kualitatif merupakan motode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas. Metode kualitatif deskriptif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan penelitian ini sebanyak 6 orang. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik pusposive, yakni informan dipilih berdasarkan ciri-ciri atau karakter yang telah ditentukan sejak awal sebelum turun ke lapangan. Teknik analisa data yang digunakan yaitu, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Teori yang digunakan untuk menganalisis adalah teori fungsionalisme konflik Lewis A. Coser. Teori tersebut menekankan fungsi konflik pada sebuah struktur sosial masyarakat. Ia menekankan bahwa konflik tidak hanya mempunyai fungsi negatif akan tetapi konflik juga mempunyai fungsi positif yang mengarahkan masyarakat pada sebuah integrasi sosial. Penelitian ini juga menggunakan teori konflik Randall Collins. Collins menjelaskan bahwa organisasi merupakan arena konflik, perubahan yang terjadi akibat konflik lebih ditekankan kepada perubahan-perubahan situasi sosial bukan kerusakan fisik. Ia mejelaskan variabel pokok penyebab konflik adalah perbedaan sumber material yang dimiliki oleh para pelaku. Para pelaku dengan sumber material yang dimiliki berusaha menguasai pelaku lain yang bersumber material lebih lemah