Analisa Gender Dalam Budaya Perkawinan Kawin Lari(Merariq) Di Suku Sasak Lombok NTB
Main Author: | Nursasih, Nursasih |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/44185/1/jiptummpp-gdl-nursasihni-47228-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/44185/2/jiptummpp-gdl-nursasihni-47228-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/44185/3/jiptummpp-gdl-nursasihni-47228-3-babii.pdf http://eprints.umm.ac.id/44185/4/jiptummpp-gdl-nursasihni-47228-4-babiii.pdf http://eprints.umm.ac.id/44185/ |
Daftar Isi:
- Indonesia adalah sebuah negara yang terbentuk dari ribuan pulau yang tentunya pulau-pulau tersebut memiliki adat istiadat yang berbeda-beda, seperti adat pernikahan yang ada di masyarakat suku sasak Lombok NTB yang biasa disebut perkawinan merariq, perkawinan merariq dilakukan dengan cara sebelum menikah maka calon penganten perempuan harus dibawa lari oleh calon penganten laki-laki, prinsip dari kawin lari dipahami sebagai bentuk kehormatan atas harkat dan martabat keluarga perempuan sedangkan seseorang lelaki tampak sangat kuat dan berani kerena telah berhasil membawa lari calon istrinya, Satuhal yang tak bisa dihindarkan dari sebuah kawin lari adalah seseorang lelaki tampak sangat kuat, menguasai dan mampu menjinakkan kondisi sosial psikologis calon istrinya.Terlepas apakah dilakukan atas dasar suka sama suka dan telah direncanakan sebelumnya, kawin lari memberikan legitimasi yang kuat atas superioritas lelaki. Peneliti ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Dengan pendekatan kualitatif, Metode deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan krakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu.Teknik penentuan subjek yaitu menggunakan Purposive Sampling, dengan subjek penelitian 7 orang masyarakat suku sasak yang terikat dengan budaya perkawinan merariq. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teori yang digunakan untuk menganalisa penelitian ini adalah teori Konstruksi Sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckman, Berger melihat bahwa masyarakat sebagai sebuah proses yang berlangsung dalam tiga momen dialiktis sekaligus, yaitu proses yang mereka sebut exstralinasi, objektifitas sekaligus ternalisasi, terkait dengan persoalan legitimasi yang berdimensi kognetif dan normative. Kesimpulan dari perkawinan kawin lari (merariq) ini merupakan suatu adat kebiasaan yang sudah ada dalam kehidupan masyarakat suku sasak. Sehingga karena telah menjadi adat kebiasaan maka sesuatu yang mungkin dianggap oleh masyarakat pada umumnya sangat tidak wajar tetapi akan dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan biasa-biasa saja oleh komunitas yang melakukannya. Sehingga dengan cara melarikan perempuan sebelum menikah adalah suatu cara untuk menghargai perempuan sedangkan symbol untuk seorang laki-laki yang berhasil membawa lari gadis yang akan dinikahinya adalah laki-laki itu terlihat kuat dan pemberani sehingga dengan konstruksi masyarakat seperti itu maka pembagian peran laki-laki dan perempuan itu dalam budaya perkawinan merariq dianggap seimbang oleh masyarakat sasak.