Daftar Isi:
  • Latar Belakang : Stroke adalah penurunan sistem syaraf pusat secara tiba-tiba yang berlangsung setidaknya 24 jam dan diduga berasal dari pembuluh darah. Hipertensi merupakan faktor resiko utama terjadinya stroke. Pemilihan obat antihipertensi yang tepat akan sangat membantu dalam pencegahan ke arah yang lebih buruk dan mempercepat perbaikan pemulihan pasien. Antihipertensi golongan CCB dapat menurunkan insiden stroke 38% pada pasien stroke dengan hipertensi. CCB juga telah terbukti memberikan perlindungan yang lebih baik untuk penanganan stroke dibandingkan obat yang lain seperti ACE inhibitor, β-bloker, dan diuretik. Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui pola penggunaan obat CCB yang diterima pasien stroke iskemik di RSUD Sidoarjo. Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat observasional dengan metode retrospektif pada pasien stroke iskemik di RSUD Sidoarjo dengan data RMK terapi CCB periode Mei sampai Desember 2016. Hasil dan Kesimpulan : Penggunaan terapi CCB tunggal sebanyak 18 pasien (46,1%), kombinasi dua sebanyak 13 pasien (33,3%), kombinasi tiga 4 pasien (10,3%), kombinasi empat 3 pasien (7,7%), dan kombinasi lima 1 pasien (2,6%). Penggunaan CCB tunggal paling banyak adalah nifedipin (1x30mg) PO pada 7 pasien (38,9%). Kombinasi CCB yang paling banyak adalah amlodipin (1x5mg) PO dengan candesartan (1x8mg) PO pada 3 pasien (14,3%). Pergantian penggunaan CCB dengan antihipertensi lain sebanyak 16 pasien dengan masing-masing persentase sebesar 6,25%. Penggunaan antihipertensi golongan CCB yang diberikan pada pasien stroke iskemik di RSUD Sidoarjo terkait dosis, rute, interval, serta frekuensi pemberian sudah sesuai dengan beberapa literatur yang ada.