FORMULASI KRIM KETOKONAZOL SEBAGAI ANTIJAMUR MENGGUNAKAN FASE MINYAK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Variasi Kadar Fase Minyak VCO 15 %, 20%, dan 25 %)

Main Author: HIDAYATI, AULI ROBBI
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/43141/1/jiptummpp-gdl-aulirobbih-50870-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/43141/2/jiptummpp-gdl-aulirobbih-50870-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/43141/3/jiptummpp-gdl-aulirobbih-50870-3-babii.pdf
http://eprints.umm.ac.id/43141/4/jiptummpp-gdl-aulirobbih-50870-4-babiii.pdf
http://eprints.umm.ac.id/43141/
Daftar Isi:
  • Latar Belakang : Ketokonazol merupakan antifungi golongan azole . sediaan topikal yang dipilih adalah cream ketokonazol yang menggunakan basis VCO. VCO adalah minyak yang diperoleh dari kelapa yang segar. VCO mempunyai kandungan asam laurat, asam kaproat, asam kaprilat yang semuanya memiliki aktivitas antimikroba, antioksidan, antifungi, antibakteri dan penenang. Sediaan dibuat krim karena krim sediaan paling aseptabel, efektif dan juga untuk membandingkan aktivitas antijamur pada krim yang ada di pasaran. Tujuan Penelitian : Penelitian ini untuk menentukan bahwa adanya peningkatan kadar VCO (15%, 20%, 25%) dapat meningkatkan aktivitas antijamur dalam formula krim ketokonazol. Metode : VCO diformulasikan menjadi krim dalam 3 formula yaitu FI (15%), FII (20%), FIII (25%). Dilakukan uji karakteristik fisik meliputi organoleptis, homogenitas, tipe emulsi, viskositas dan daya sebar, uji sifat kimia yaitu pH serta uji aktivitas antijamur. Hasil : Hasil pemeriksaan organoleptis untuk keempat formula memiliki tekstur yang lembut, berbau minyak kelapa, serta warna putih. Analisis statistika dengan One-Way Anova untuk menentukan bahwa ada perbedaan yang bermakna untuk evaluasi uji aktivitas antijamur, tetapi untuk daya sebar, pH, viskositas tidak ada perbedaan yang bermakna. Kesimpulan : Berdasarkan uji aktivitas antijamur dari keempat formula yang dibuat, formula III merupakan formula terbaik karena memiliki diameter zona hambat paling tinggi dibandingkan formula I dan II.